SOLOPOS.COM - Petugas membantu warga eks-anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang baru turun dari KRI Teluk Gilimanuk saat tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jateng, Senin (25/1/2016). Berdasarkan data penumpang, dari 359 eks-Gafatar yang diangkut KRI Teluk Gilimanuk, 300 orang di antaranya berasal dari Yogyakarta dan selanjutnya mereka akan dibawa ke Asrama Haji Donohudan Boyolali. (JIBI/Antara Foto/R. Rekotomo)

Pamulangan anggota Gafatar merupakan hasil pengungkapan organisasi masyarakat tersebut oleh personel polisi Polda DIY

Harianjogja.com, SLEMAN – Polda DIY memberikan penghargaan kepada 11 anggota yang terlibat mengungkap kasus orang hilang yang direkrut Ormas Gafatar, di Halaman Mapolda DIY, Rabu (17/2/2016). Para personel dinilai memiliki dedikasi dalam menuntaskan kasus meski tidak didukung anggaran samasekali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Personel yang meraih penghargaan ini tergabung dalam Tim Opsnal Jatanras Ditreskrimum Polda DIY. Terdiri atas empat perwira yaitu AKBP Djuhandhani yang merupakan Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum, AKBP Ganda M. Saragih yang sehari-hari menjabat Kasubdit Keamanan Negara (Kamneg), Kanit 1 Subdit Kamneg Kompol I Wayan Artha dan Kanit 4 Satuan Intelkam Polres Sleman Iptu Dwi Putra Santosa.

Kemudian enam bintara terdiri dari Bripka Nurul Fajri, Bripka Fery Andi, Bripka Ari Wintoko, Brigadir Kimantoro, Brigadir Eko Wibowo dan Brigadir Suharjono. Serta seorang PNS Ditreskrimum Polda DIY bernama Dadang Arif.

Kapolda DIY Brigjen Pol Erwin Triwanto menjelaskan, pemberian penghargaan itu melalui kajian yang mendalam terutama meminta pertimbangan dan masukan pejabat utama terkait kelayakannya.

Jika suatu ungkap kasus dinilai sudah menjadi tugas pokok dalam mengungkap, itu sudah masuk hal biasa dan tidak perlu diberi penghargaan khusus.

Akantetapi, dalam pengungkapan kasus hilangnya orang yang direkrut oleh oknum organisasi terlarang, dalam hal ini Gafatar, memiliki bobot tinggi. Menurut Erwin, anggota yang menangani kasus itu sangat berdedikasi dalam melaksanakan tugas meski tidak didukung anggaran.

“Meski tidak ada dukungan DIPA [daftar isian pelaksanaan anggaran] sama sekali. Artinya dia berangkat betul-betul dengan tekad bulat, dengan pengorbanan luar biasa sampai 10 hari, akhirnya mendapat keberadaan korban yang diculik [dokter Rica],” tegas Erwin di Mapolda, Rabu (17/2/2016).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya