SOLOPOS.COM - Tiga jenderal pendiri Pemuda Pancasila (Solopos/Abu Nadzib)

Solopos.com, JAKARTA — Organisasi kemasyarakatan Pemuda Pancasila menjadi sorotan setelah aksi unjuk rasa mereka di depan Gedung DPR, Kamis (25/11/2021), berujung tindakan anarkis hingga ditetapkan belasan tersangka.

Aksi brutal para anggota ormas itu juga mengakibatkan seorang perwira Polri berpangkat ajun komisaris besar polisi (AKBP/setingkat letnan kolonel) terluka.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Aksi di kantor wakil rakyat itu merupakan ujung dari pernyataan anggota DPR RI Fraksi PDIP Junimart Girsang yang meminta Kementrian Dalam Negari (Kemendagri) untuk membubarkan Pemuda Pancasila.

Junimart yang menjabat Wakil Ketua Komisi II DPR RI sudah menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya yang meminta Kemendagri menertibkan ormas yang sering terlibat bentrokan.

“Saya memahami bahwa teman-teman PP tidak utuh membaca tanggapan saya tentang insiden Ciledug dan hubungannya dengan Kemendagri,” kata Junimart kepada wartawan, Kamis (25/11/2021).

Baca Juga: 1 Anggota Pemuda Pancasila Tersangka Pemukulan Perwira Polri 

Junimart menjelaskan, bahwa tidak ada sama sekali dalam pernyataannya yang meminta agar Kemendagri untuk membubarkan PP.

Seperti apa sebenarnya Pemuda Pancasila itu? Dikutip dari Suara.com, sejarah lahirnya organisasi kemasyarakatan itu tidak lepas dari sosok tiga jenderal besar TNI.

Mereka adalah Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Abdul Haris Nasution, hingga Jenderal Gatot Subroto.

Berdasarkan catatan sejarah, Pemuda Pancasila lahir dari niat A.H. Nasution yang kala itu mulai berkecimpung di dunia politik pada Pemilu 1955.

Bersama Kolonel Gatot Subroto dan Kolonel Azis Saleh, Nasution ikut mendirikan partai bernama Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI).

Partai ini seolah berharap akan dicoblos oleh para bekas pejuang dan prajurit TNI.

Tenggelam

Namun ternyata IPKI justru tenggelam pada 1955 lantaran kalah pamor oleh ormas kawakan seperti Nahdatul Ulama hingga Partai Komunis Indonesia (PKI).

Meski begitu IPKI masih punya wakil di Parlemen, salah satunya H.C. Princen.

Seusai peristiwa Nasution menjalani masa skors terkait peristiwa percobaan kudeta pada 17 Oktober 1952, Presiden Soekarno kembali memberikan jabatan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) kepadanya.

IPKI pun kembali eksis kembali seiring karier Nasution yang pulih sebagai perwira aktif.

Menurut Loren Ryter dalam makalahnya di jurnal Indonesia (nomor 66, Oktober 1998), “Pemuda Pancasila: The Last Loyalist Free Men of Suharto’s New Order”, Nasution disebut-sebut sebagai orang yang sukses melobi Sukarno agar mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Pada masa-masa itu, kaum sayap kiri yang sedari awal revolusi sudah jadi musuh Nasution sedang kuat-kuatnya. PKI juga punya underbow Pemuda Rakyat (PR).

Baca Juga: Kondisi Terkini Perwira Polisi yang Dikeroyok Anggota Pemuda Pancasila 

Namun tentu bukan Nasution kalau hanya diam dan sekadar menggerutu. Masih di tahun 1959, seperti dicatat Ryter, Nasution ikut mendirikan organisasi pemuda untuk mengimbangi PR.

Organisasi pemuda yang berada di bawah IPKI itu diberi nama Pemuda Pancasila (PP). Hari lahir Pemuda Pancasila pun bukan sembarang tanggal, yakni 28 Oktober 1959, bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-31.

Banyak anak tentara yang ikut masuk ke Pemuda Pancasila sebab IPKI juga berisi banyak mantan pejuang atau tentara.

Tak hanya anak kolong yang masuk ke PP, kawan-kawan mereka pun juga ikut serta. Makin banyak tentu makin baik. Sebab sebelum 1965, PR cukup ditakuti, maka Pemuda Pancasila harus kuat.

Berbeda dengan Pemuda Rakyat yang habis seiring dibubarkannya PKI, Pemuda Pancasila masih eksis hingga saat ini. Ribuan anggotanya tersebar di seluruh wilayah di Tanah Air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya