SOLOPOS.COM - Muhammad Khoerul Fadhli, 24, saat memegang burung meraknya di RT 006/RW 003, Desa Tangkisan Pos, Kecamatan Jogonalan, Sabtu (5/2/2022). (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Pemuda asal RT 006/RW 003, Desa Tangkisan Pos, Kecamatan Jogonalan, Klaten, Muhammad Khoerul Fadhli, 24, mampu meraup omzet hingga ratusan juta rupiah tiap bulan di tengah pandemi Covid-19. Alumnus Fakultas Peternakan UGM tahun 2021 ini meraup rezeki berlimpah dengan beternak aneka ayam hias, termasuk burung merak di rumahnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Irul, sapaan akrab Muhammad Khoerul Fadhli dikenal sebagai pencinta ayam hias saat masuk kuliah di Fakultas Peternakan UGM di tahun 2016. Semula, Irul hanya memiliki satu pasang ayam hias jenis brahma. Irul membeli sepasang ayam brahma senilai Rp500.000 via online. Saat itu, ayam hias jenis brahma yang dibeli Irul baru berusia tiga pekan-empat pekan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Baca Juga: Warga Klaten Ini Ribut dengan Tim Pembebasan Lahan Tol Solo-Jogja

Seiring berjalannya waktu, Irul yang pernah mengikuti program pertukaran mahasiswa hingga ke Jerman, Malaysia, Vietnam, Singapura, Jepang, dan Korea Selatan ini merawat sepasang ayam hias brahma dengan tekun di rumahnya di Tangkisan Pos. Hingga akhirnya, Irul mengembangkan usaha kecil-kecilan itu.

Dari modal Rp500.000, Irul mampu 14 ekor betina dan tiga ekor jantan. Rata-rata, Irul menjual anakan ayam jenis brahma senilai Rp200.000. Dalam satu bulan, dirinya mampu menjual 150 anakan-200 anakan.

Mengembangkan Usaha

Menyadari usaha ayam hias sangat prospektif di tengah pandemi Covid-19, Irul terus mengembangkan usahanya. Munculnya kebijakan stay at home dari pemerintah, mengakibatkan banyak orang mencari klangenan/hiburan saat di rumah. Hal itu dilakukan agar orang tak jenuh saat stay at home.

Alhasil, Irul mengembangkan ayam hias lainnya. Hal itu seperti lady amherst pheasant, golden pheasant, silver pheasant, American silkie, yellow pheasant, sempidan fireback pheasant, dan lainnya. Harga per pasang dari ayam hias itu mencapai jutaan rupiah. Irul mengembangkan usahanya dengan cara plasma (menggandeng anggota keluarga dan sejumlah pembeli).

Di tahun 2020, Irul juga melirik beternak merak biru India dan merak putih India. Harga satu pasang merak biru senilai Rp35 juta. Sedangkan, harga merak putih senilai Rp50 juta per pasang.

Baca Juga: Umbul Ingas Jadi Rebutan, FPKS DPRD Klaten Dukung Bondo Desa Cokro

“Saat ini yang paling laku justru jenis pheasant dan merak itu. Bisa menjadi hiburan di rumah. Peminatnya dari Jakarta, Surabaya, dan lainnya,” kata Irul saat ditemui wartawan di rumahnya di Tangkisan Pos, Kecamatan Jogonalan, Sabtu (5/2/2022).

Irul mengatakan permintaan ayam hias di tengah pandemi Covid-19 terbilang sangat tinggi. Hal itu dibuktikan angka penjualan ayam hias all variant yang dimilikinya mencapai 50 ekor-100 ekor per bulannya.

Peminat ayam hias tersebar di seluruh daerah dari Aceh hingga Papua. “Untuk merak, sebentar lagi saya akan mengirim ke Jakarta [lagi],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya