Ilustrasi bunuh diri karena depresi (theage.com)
Solopos.com, KLATEN — Bukit kapur Mojongering setinggi 40 meter di Krakitan, Bayat, Klaten, menjadi pilihan Arif Rahman, 22, mengakhiri hidup, Senin (15/7/2013). Pemuda asal Karangasem, Ngering, Jogonalan, Klaten itu nekat terjun dari ketinggian diduga karena mengalami depresi sejak setahun terakhir.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Arif ditemukan dengan kondisi patah tulang belakang dan luka cukup serius di kepala. Tewasnya korban kali pertama ditemukan salah satu warga Nglebak, Krakitan, Bayat, Ngadinem, 55, sekitar pukul 07.30 WIB. Saat itu, saksi hendak menambang batu kapur di bukit itu.
Sesampainya lokasi, Ngadinem terkejut melihat seseorang tergeletak di semak-semak. Tidak berani mendekati sosok yang telentang di tanah itu, ia pun segera memanggil salah seorang warga Nglebak, Krakitan, Bayat, Hadi Suprapto, 60.
Setelah mereka memastikan situasi, keduanya lalu melaporkan temuan tersebut kepada perangkat desa setempat serta Polsek Bayat. Aparat yang datang ke lokasi itu menemukan sebuah dompet milik korban dengan KTP atas nama Arif Rahman Hidayat. Aparat juga menemukan sebuah sepeda motor yang diduga milik korban.
Tim dokter dari Puskesmas Bayat juga langsung datang ke lokasi dan melakukan pemeriksaan terhadap tubuh korban. “Tubuh korban mengalami patah tulang punggung, hidung dan mulut mengeluarkan darah,” ungkap Kapolsek Bayat AKP Widji DM memaparkan hasil pemeriksaan paramedis untuk menerbitkan visum yang diterimanya.
Berdasarkan keterangan paman korban, Wiyono, Arif mengalami depresi sekitar satu tahun lalu. Aparat pun meyakini korban nekat terjun dari bukit karena depresi. Depresi yang dialami Arif mulai terjadi saat ibunda korban meninggal dunia.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
