Solopos.com, KLATEN -- Saksi mata membeberkan kronologi penemuan jenazah Fatkhan Nur Risqiyan, 24, warga Karangeri RT 009/RW 004, Desa Kadilajo, Kecamatan Karangnongko, Klaten, yang ditemukan di wilayah Borangan, Manisrenggo, Klaten, pada Selasa (27/4/2021) malam.
Pemuda yang diduga menjadi korban pembunuhan itu ditemukan tak bernyawa dengan leher terluka akibat senjata tajam (sajam) di tanggul Kaliworo di Kedusan, Desa Borangan, Kecamatan Manisrenggo, Selasa malam.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Rabu (28/4/2021), orang yang kali pertama melihat jenazah Risqiyan bersimbah darah di tanggul Kaliworo itu, yakni Haryono, 50, seorang petani asal Dukuh Kedusan, Desa Borangan, Kecamatan Manisrenggo.
Baca juga: Terungkap, Ini Identitas Pemuda Klaten Meninggal dengan Luka Sajam di Leher
Lokasi meninggalnya Rizqiyan berada di daerah perbatasan Borangan (Manisrenggo)-Kadilajo (Karangnongko). Belakangan diketahui, jarak rumah korban pembunuhan dengan lokasi kejadian kurang lebih dua kilometer.
Pada Selasa (27/4/2021) pukul 21.00 WIB, Haryono keluar dari rumahnya untuk mengairi sawahnya yang berada di dekat tanggul Kaliworo. Di tengah jalan di tanggul Kaliworo itu, Haryono sempat melihat seorang pesepeda motor tergeletak.
Takut Terjadi Salah paham
Namun Haryono yang dijumpai wartawan di Borangan, Rabu, mengaku sama sekali tak menyapa pemuda yang tak dikenalnya itu. Haryono mengira pemuda tersebut sedang mabuk. Haryono tak ingin berurusan dengan orang mabuk karena takut terjadi salah paham.
Selesai mengairi sawahnya sekitar 10 menit, Haryono bergegas pulang ke rumah. Di tengah jalan di tanggul Kaliworo, Haryono masih melihat seorang pemuda tergeletak namun ia tetap tak ingin mendekati pemuda tersebut.
Saat melintas kali kedua, posisi pemuda yang tergeletak dan posisi sepeda motor Yamaha Vixion berpelat nomor H 3202 AHD masih sama alias tak bergeser sedikit pun.
Baca juga: Jenazah Pemuda dengan Luka Sajam di Leher di Manisrenggo Klaten Diautopsi
Haryono pun tetap melanjutkan perjalanan pulang dengan mengendarai sepeda motor jenis bebeknya. Selang beberapa kilometer dari lokasi kejadian, Haryono bertemu dengan salah seorang tetangganya, yakni Supri. Di hadapan Supri, Haryono bercerita ada seorang pemuda tergeletak di tengah jalan di tanggul Kaliworo.
Mendengar hal itu, Supri justru penasaran dan ingin mengajak Haryono menunjukkan lokasi tergeletaknya seorang pemuda tak dikenal itu. Sebelum mendatangi lokasi kejadian, Supri dan Haryono mengajak dua tetangga lainnya, Tuhono dan Parji Widodo.
Sampai di lokasi, Haryono cs tak dapat melihat wajah pemuda yang ada di depan mereka tersebut. Saat itu, pemuda yang tergeletak masih memakai helm, masker, kaus, jaket hitam, celana hitam.
Baca juga: Sulami Manusia Kayu Asal Sragen Sudah Pulang dari RS, Donatur Kirim Bantuan
"Begitu Pak Parji Widodo menyoroti wajah pemuda itu dengan senter ponselnya, baru terlihat kondisi pemuda itu sudah bersimbah darah. Lehernya terluka dan sudah meninggal dunia. Posisinya telentang. Kami pun langsung melaporkan hal itu ke pak lurah dan pak polisi. Awalnya itu saya pikir orang mabuk. Di lokasi itu memang sering digunakan para pemuda untuk mabuk. Terakhir saya melihat orang mabuk di dekat lokasi kejadian sebulan lalu. Lokasi itu memang sepi, apalagi di malam hari," kata Haryono.
Haryono mengaku kaget sesaat setelah melihat seorang pemuda yang tergeletak dengan kondisi luka sajam di leher itu. Tebakannya yang mengira orang mabuk ternyata salah besar.
Melihat dari Jarak Dekat
Kejadian terbunuhnya seorang pemuda yang meninggal dengan cara tak wajar itu diperkirakan sekitar pukul 20.20 WIB. Sebelum Haryono melintasi tanggul Kaliworo, kakak iparnya sempat lewat di lokasi kejadian pukul 20.10 WIB. Saat itu, kakak iparnya tidak melihat seorang pemuda yang tergeletak di tengah jalan di tanggul Kaliworo.
"Setelah laporan itu, polisi datang ke sini. Termasuk kapolres ke sini. Di sini ramai sekali. Banyak orang yang ingin melihat dari jarak dekat. Posisi pemuda dan sepeda motornya itu mengarah ke utara. Begitu dicek polisi, infonya ponsel pemuda itu hilang. Sedangkan, dompet dan isinya masih ada. Olah tempat kejadian perkara (TKP) itu rampung sampai, Rabu (28/4/2021) pukul 00.30 WIB. Di saat itulah, saya baru mendengar dari orang-orang bahwa yang dibunuh itu adalah warga Karangeri, Kadilajo. Setelah itu, saya dimintai keterangan di Mapolres Klaten sampai Subuh," katanya.
Baca juga: Satgas: Libur Panjang Bisa Menurunkan Kepatuhan Protokol Kesehatan
Diberitakan, Kepala Desa (Kades) Kadilajo, Kecamatan Karangnongko, Bambang Sarwadi, membenarkan pemuda yang meninggal di tanggul Kaliworo merupakan salah seorang warganya.
"Ya, Mas Rizqi [panggilan Fatkhan Nur Risqiyan] itu warga saya. Saya sempat ke lokasi kejadian, Selasa (27/4/2021) pukul 22.30 WIB," kata dia, Rabu.
Risqi merupakan anak dari pasangan suami istri Suminto dan Umzanah dan sehari-harinya dikenal sebagai seorang karyawan toko di Srago, Kota Klaten. Jenazah korban dimakamkan hari ini pukul 13.00 WIB di tempat permakaman umum (TPU) Muslim Karangeri.
Baca juga: Anak-Anak Diduga Jadi Penyebar Varian Baru Corona, Benarkah?
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Klaten, AKP Andriansyah Rithas Hasibuan, mewakili Kapolres Klaten, AKBP Edy Suranta Sitepu, mengatakan masih menyelidiki kasus tersebut.
"Kami masih menyelidiki kasus dugaan pembunuhan ini. Korban memang mengalami luka di bagian leher [akibat Sajam]. Ini nanti akan dilakukan autopsi terlebih dahulu. Kami sudah memintai keterangan sejumlah saksi juga. Total ada lima saksi, termasuk anggota keluarganya," katanya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
