SOLOPOS.COM - Rumah Joglo Mbah Tugi pusat kegiatan Perkumpulan Brayat Krajan Sangiran yang terletak di depan Museum Manusia Purba Klaster Manyarejo di Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen pada Rabu (24/8/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SRAGEN — Sebagai penyumbang penemuan fosil terbesar di Bumi Sangiran, para pemuda Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Sragen ingin mengembangkan potensi desa wisata.

Tidak hanya fosil, kesenian asal desa setempat juga salah satu faktor pendorongnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Perkumpulan Brayat Krajan Sangiran, Heri Irawan, mengatakan di Desa Manyarejo sendiri menyumbang lebih dari separuh penemuan fosil di Sangiran, yaitu sebanyak 65% fosil-fosil ditemukan di desanya.

“Beberapa fosil yang ditemukan memang sengaja tidak diambil, seperti fosil gading gajah, kami berharap bisa menjadi daya tarik wisata di Desa Manyarejo,” tambah Heri pada Solopos.com, Rabu (24/8/2022).

Kemudian di tempat berkumpulnya pemuda desa tersebut yaitu di Rumah Joglo Mbah Tugi yang terletak di depan Klater Museum Manyarejo, terdapat fosil kepala banteng.

Pemuda penggiat seni lainnya, Tri Handoko mengatakan serpihan-serpihan kecil fosil hingga sekarang masih sering ditemukan. Ia mengatakan mungkin sebenarnya masih banyak fosil yang tersimpan di Desa Manyarejo, tapi hanya tidak dilakukan penggalian secara intensif.

Adanya Klaster Museum Manyarejo merupakan potensi yang besar, bagi pengembangan wisata di desa tersebut.

Fosil-fosil yang ditemukan tersebut dilaporkan kepada Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran. Namun para pemuda tersebut berpandangan pengelolaan fosil bisa dilakukan secara mandiri sebagai daya tarik wisata.

Tri menambahkan selain fosil, daya tarik di Desa Manyarejo adalah rempeg balung buta dan seni musik gambus.

Rempeg balung buta adalah seni tari yang hadir karena cerita rakyat warga setempat. Kemudian seni musik gambus adalah seni musik tradisional yang menggunakan alat dari bambu.

“Kendala yang dihadapi dalam pengembangan Desa Manyarejo sebagai desa wisata adalah kurang banyak pemuda desa yang kurang antusias, kemudian kesulitan mencari dana dalam pengembangan budaya setempat,” tambah Tri.

Para pemuda tersebut tergabung dalam Perkumpulan Brayat Krajan Sangiran yang beranggotakan lima orang. Pusat kegiatan mereka di Rumah Joglo Mbah Tugi yang digunakan untuk latihan.

Nantinya para pemuda tersebut ingin mengembangkan potensi wisata di Rumah Joglo Mbah Tugi karena letaknya yanh strategis yaitu tepat di depan Klaster Museum Manyarejo. Kemudian juga bisa dikembangkan sektor agraris sebagai daya tarik lainnya.

Secara administratrif kawasan Bumi Sangiran terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar.

Di Kabupaten Sragen terletak di Kecamatan Plupuh, Kecamatan Kalijambe, dan Kecamatan Gemolong. Kemudian di Kabupaten Karanganyar, terletak di Kecamatan Gondangrejo.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya