Solo [SPFM], Pemerintah Kota Solo mengaku kesulitan untuk mengupayakan bantuan dana dari pemerintah pusat dalam proses relokasi warga bantaran. Ini dikarenakan warga bantaran yang tergabung dalam Solidaritas Korban Banjir Bantaran (SKoBB) telanjur melayangkan gugatan kepada Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono.
Walikota Solo Joko Widodo, bahkan meyakini jika warga bantaran tidak menolak direlokasi termasuk tidak melayangkan gugatan proses relokasi warga bantaran saat ini sudah rampung. Jokowi ketika dijumpai di area Car Free Day, Minggu (15/5) pagi menuturkan, kucuran dana bantuan dari pusat tersebut terhenti, meski SkoBB sudah mencabut gugatannya.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Seperti diketahui, pemerintah pusat telah memberikan bantuan senilai 37 miliar untuk mendukung program relokasi warga. Sedianya, bantuan tahap kedua juga akan dikucurkan dan digabungkan dengan dana APBD Kota Solo. Erosi Bengawan Solo kian memprihatinkan. Kamis (12/5) dini hari, erosi Sungai Bengawan Solo mengancam keselamatan sekitar 170 jiwa atau 48 keluarga di Kampung Dadapan RT 5. RW 13, Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo. Ini dikarenakan tebing sepanjang 60 meter di daerah itu longsor.
Ketua RT 5.RW 13 Kampung Dadapan, Kelurahan Sangkrah, Tukino. Mengatakan, longsor kembali terjadi dengan panjang 3 meter dan kedalaman sekitar 6 meter, Jumat (13/5) siang. Kondisi itu membuat warga merasa semakin khawatir tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo. [SPFM/dev]