SOLOPOS.COM - Petugas linmas menyiapkan ruang kelas untuk isolasi terpusat di SMPN 8 Solo, Kecamatan Jebres, Solo, Minggu (4/7/2021). (Solopos/Wahyu Pakoso)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bakal menambah satu lagi gedung isolasi terpusat menyusul penambahan harian kasus Covid-19 yang terus melonjak. Tambahan gedung itu rencananya untuk kelompok rentan seperti ibu hamil, warga lanjut usia, penyandang disabilitas, dan anak-anak.

Sebelumnya, setelah Asrama Haji Donohudan Boyolali penuh, Pemkot membuka Solo Technopark (STP) untuk tempat isolasi pasien Covid-19 tanpa gejala. Namun, STP juga penuh dengan cepat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pemkot kemudian membuka tujuh gedung lain yakni SD Negeri Cemara Dua, Gedung Graha Wisata Niaga, SMP Negeri 25, SMP Negeri 8. Kemudian SMP Negeri 19, SD Negeri Cengklik, dan SMP Negeri 11.

Baca Juga: Isoman di Rumah, 61 OTG Covid-19 di Solo Dijemput & Dibawa ke Tempat Isolasi Terpusat

Tempat isolasi terpusat SD Negeri Cemara Dua Solo mulai terisi setelah STP penuh pada Senin (5/7/2021). Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan dalam waktu dekat bakal menjadikan satu gedung lagi untuk isolasi warga lansia, ibu hamil, penyandang disabilitas, dan anak-anak.

“Intinya yang paling penting sekarang memisahkan yang sakit dari yang tidak sakit. Kami menyiapkan tempatnya, STP dan SD Cemara Dua kan penuh. Akan kami tambah lagi. Gedung sekolahan kami pilih karena banyak yang baru dibangun. Kamar mandinya juga sudah bagus,” katanya kepada wartawan, Rabu (7/7/2021).

Gibran menyebut warga terkadang tidak tertib menjalani isolasi mandiri sehingga tak bisa menekan persebaran virus. Mereka bahkan nekat berjalan-jalan atau makan di warung makan karena merasa sudah sehat. Padahal mereka masih sakit dan berpotensi menularkan virus.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Solo Melonjak Lagi, Tambah 402 Orang Sehari!

Jumlah Kasus Aktif 3.000-an Orang

“Yang penting warga nyaman di situ [isolasi terpusat]. Kriteria yang isolasi terpusat, maupun di rumah saja atau dirujuk ke rumah sakit itu yang menentukan petugas Puskesmas,” ucap Gibran.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan bakal meminta warga yang masih isolasi mandiri di rumah untuk dibawa ke gedung isolasi terpusat.

“Kasus baru lima hari ke sini akan kami tarik ke gedung isolasi terpusat. Jumlahnya 1.000-1.500 orang. Mereka yang sudah selesai isolasi dan sudah sehat bisa gantian dengan mereka yang baru terpapar. Kami tetap mengirim ke AHD, dan yang di STP kan ada yang keluar-masuk,” jelasnya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik, Gedung Isolasi Solo Technopark Penuh

Ning, panggilan akrabnya, mengatakan jumlah kasus aktif saat ini masih di atas 3.000-an orang dari total penduduk hampir 600.000 jiwa. Kasus aktif itu tak hanya didapat dari uji swab PCR, tapi juga swab antigen di klinik kesehatan, laboratorium, maupun rumah sakit (RS), dan sejenisnya.

Masyarakat semakin sadar memeriksakan diri ke puskesmas, maupun uji swab antigen mandiri. “Antigen kan murah, mereka sadar. Ada juga warga yang merasakan gejala Covid-19 kemudian ke puskesmas. Kasus baru yang disumbang dari tes mandiri maupun tracing jumlahnya imbang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya