SOLOPOS.COM - Pasar Jongke Solo. (JIBI/Solopos/Dok.)

Pemkot Solo kembali menawarkan proyek revitalisasi Pasar Jongke di Laweyan kepada investor.

Solopos.com, SOLO — Wacana revitalisasi Pasar Jongke, Laweyan, Solo, kembali mencuat setelah sempat tertunda beberapa tahun. Langkah merevitalisasi pasar tersebut telah diawali Pemkot Solo dengan mengosongkan paksa lahan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jongke, 24 Januari 2018 lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sesuai rencana lahan tersebut digunakan sebagai pengembangan pembangunan Pasar Jongke. Diperkirakan pembangunan Pasar Jongke menelan anggaran hingga Rp200 miliar.

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Solo Subagiyo mengatakan rencana revitalisasi Pasar Jongke sudah ditawarkan kembali kepada para calon investor baik lokal maupun nasional yang berminat untuk berinvestasi dalam membangun pasar tersebut. Selama ini pembangunan Pasar Jongker belum terealisasi karena minimnya investor yang bersedia mendanai revitalisasi Pasar Jongke.

Akibatnya revitalisasi yang sudah diwacanakan sejak beberapa tahun lalu belum kunjung direalisasikan. “Sekarang sudah ditawarkan lagi oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu [DPMPTS] kepada calon-calon investor,” kata Subagiyo ketika dijumpai Solopos.com, Selasa (30/1/2018).

Sejumlah investor diketahui pernah mengajukan penawaran untuk merevitalisasi Pasar Jongke pada 2013 lalu. Namun, penawaran itu urung ditindaklanjuti lantaran masih ada perbedaan prinsip antara Pemkot dengan calon investor.

Pemkot meminta agar pedagang lama yang menempati kios tidak dipungut biaya, namun calon investor tidak menghendaki demikian. Mereka menginginkan ada biaya bagi pedagang yang masuk ke kios baru.

“Seperti apa teknis kerja sama nanti, masih dibahas lebih lanjut. Sekarang yang penting cari dulu investornya,” katanya.

Pemkot Solo mencari investor untuk merevitalisasi bangunan di lahan seluas 1,7 hektare (ha) yang meliputi kawasan pasar lama dan lahan eks SPBU di sebelah barat pasar. Pemkot menawarkan kerja sama pengelolaan selama 20 tahun pada investor dengan sistem bangun guna serah.

Namun upaya tersebut belum bisa terealisasi lantaran belum ada investor yang bersedia. Para investor ingin agar pedagang membayar kios baru setelah pasar selesai dibangun. Namun Pemkot tetap berpedoman bahwa pedagang lama tidak perlu lagi membeli kios baru tersebut.

“Revitalisasi ini memang harus menggandeng investor, karena butuh biaya besar. Sesuai rencana anggaran belanja [RAB] kebutuhan revitalisasi Pasar Jongke mencapai Rp200 miliar,” sebut Subagiyo.

Pemkot kesulitan menganggarkan dana dari APBD guna merealisasikan revitalisasi Pasar Jongke. Anggaran yang dibutuhkan sangat besar sehingga memerlukan kerja sama dengan pihak ketiga dalam pelaksanaannya.

Pemkot pun belum menarget kapan rencana pengembangan pasar tersebut bisa direalisasikan sebab dari segi fisik, pasar tersebut masih layak digunakan. Revitalisasi itu untuk meningkatkan kualitas pelayanan para pedagang dan peningkatan kelas pasar.

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo sebelumnya mengatakan lahan bekas SPBU Jongke akan dimanfaatkan sebagai fasilitas umum seperti pasar atau sekolah. Pembangunan pasar ini masih menunggu calon investor yang siap berinvestasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya