SOLOPOS.COM - Ilustrasi PNS Pemkot Solo (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO—Berdasarkan analisis beban kerja, Pemerintah Kota Solo masih kekurangan pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 1.070 orang, terutama untuk tenaga fungsional umum dan tenaga kesehatan atau tenaga medis. Selama ini jumlah pegawai di lingkungan Pemkot Solo sebanyak 9.494 orang, sedangkan jumlah pegawai yang dibutuhkan sampai 10.564 orang.

Persoalan tersebut mencuat dalam jawaban Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, atas pandangan umum enam fraksi di DPRD Solo dalam rapat paripurna yang digelar di Graha Paripurna DPRD Solo, Senin (11/11/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pemkot Solo telah melakukan perhitungan kebutuhan pegawai berdasarkan analisis beban kerja. Hasil yang diperoleh antara kebutuhan pegawai dan jumlah pegawai yang ada masih terdapat kekurangan 1.070 orang,” tegas Wali Kota saat menyampaikan jawaban untuk Fraksi Nurani Indonesia Raya yang disampaikan Hj. Istianingsih.

Menurut Rudy, masih kurangnya rasio jumlah dokter/paramedis terhadap kebutuhan standar mengakibatkan tingkat kunjungan pasien di rumah sakit umum daerah (RSUD) mengalami peningkatkan, tapi tak sesuai harapan. Kebutuah tenaga kesehatan yang dimaksud tenaga dokter spesialis kebidanan, bedah, THT, anestesi dan radiologi.

“Kebutuhan pegawai yang paling vital ya di tenaga kesehatan. Kami sudah mengirimkan surat ke pusat untuk memohon formasi umum untuk memenuhi kekurangan pegawai itu. Tapi, kebijakan moratorium sepertinya belum dicabut. Padahal porsi belanja tidak langsung dan belanja langsung dalam APBD sudah sesuai, yakni 60:40. Tapi, surat kami sampai sekarang belum dijawab,” tandas Rudy saat ditemui wartawan, seusai rapat paripurna.

Untuk mengatasi kekurangan pegawai itu, Rudy tak mau menyerah. Ia menyatakan akan mengirim surat terus ke pemerintah pusat. Cara lain yang akan ditempuh, sambung Rudy, dengan memaksimalkan kinerja PNS yang ada. “Misalnya seorang kasi butuh bawahan dua orang, ya dikasih satu orang dulu. Bahkan ada kasi yang tidak memiliki bawahan lho,” tuturnya.

Rudy juga menyinggung kekurangan tenaga pegawai di bidang pendidikan, terutama guru. Tapi, Rudy tak menyebut angka persis kebutuhan guru di Solo. Rudy memberikan terobasan untuk mengatasi kekurangan pegawai di dunia pendidikan, yakni dengan melakukan regrouping sekolah. Sekolah mana saja yang akan di-regrouping, lagi-lagi Wali Kota tak menjelaskan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya