SOLOPOS.COM - Pembukaan Krenova 2022 di Solo Techno Park, Rabu (5/10/2022). Ada 20 inventor dari wilayah Subosukowonosraten. (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akan menghilirisasi produk-produk inovatif hasil Lomba Kreativitas dan Inovasi (Krenova) 2022. Hilirisasi nantinya dilakukan salah satunya dengan pendampingan produksi hingga pemasaran dan pendanaan peralatan.

Lomba Krenova 2022 mengusung tema Penguatan Kreativitas dan Inovasi Melalui Sistem Kewilayahan Subosukawonosraten guna Peningkatan Perekonomian Daerah. Ada 20 peserta yang ikut Lomba Krenova 2022. Kota Solo mengirimkan tiga tim, Boyolali dua tim, Sukoharjo tiga tim, Karanganyar tiga tim, Wonogiri tiga tim, Sragen tiga tim, dan Klaten tiga tim.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kota Solo, Agung Riyadi menyampaikan 20 inventor akan mempresentasikan hasil inovasi merak di depan juri. Nantinya akan dipilih lima pemenang dan berkesempatan mendapat pendanaan peralatan senilai Rp5 juta masing-masing tim.

“Karena keterbatasan anggaran permodalan tidak dalam bentuk uang. Tapi permodalan dalam bentuk semacam alat-alat. 2022 ini, karena masih terkena pandemi kita ambil lima ada permodalan Rp5 juta,” kata Agung saat diwawancara.

Ekspedisi Mudik 2024

Hilirisasi yang akan dilakukan nantinya berupa akses perluasan jaringan pemasaran dan digitalisasi. Agun mencontohkan salah satu produk inovasi warga Solo adalah tempat sampah difabel. Inovasi tersebut katanya sudah menembus pasar-pasar kementerian. Seperti pesanan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Koperasi dan UKM, serta Kementerian BUMN.

Nantinya, Balitbangda Kota Solo bersama STP juga memfasilitasi market dan jaringan yang bisa dimanfaatkan oleh para inventor.

Baca Juga: Lomba Roket Air di Technopark, Inilah Para Pemenangnya

“Nanti pemenangnya tidak berhenti sampai penghargaan tapi kita hilirisasi. Pemkot Solo tidak berhenti pada pemenang inovasi tapi sampai bagaimana produk ini di lapangan. Di ruangan pak wali ada tempat sampah difabel. Itu sudah diproduksi, dapat pesanan dari kementerian,” sambung dia.

Kota Solo sendiri memamerkan temuan dengan judul Budaya Kain Wastra Jumputan Khas Solo Diangkat dalam Aplikasi Design Tas Etnik. Dua, Perancangan Automatic Reverse Vending Machine sebagai Upaya dan Bentuk Penanggulangan, Pengelolaan, serta Sarana Edukasi Mengenai Sampah Daur Ulang. Ketiga, Aplikasi Video Untuk Laporan Kondisi Lingkungan Wilayah saat Ronda.

Ada beberapa kriteria penilaian, di antaranya keaslian ide/gagasan yang meliputi unsur kejelasan waktu perancangan dan pembuatan, tingkat ketidakmiripan dengan produk sejenis. Kedua, kemudahan penerapan ide. Ketiga, nilai manfaat meliputi menciptakan nilai lebih di masyarakat, penyerapan tenaga kerja, dan peluang peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kritertia penilaian keempat adalah keberlangsungan, meliputi ketersediaan bahan baku, kelayakan biaya produksi dan harga jual, serta peluang komersialisasi dalam produksi skala besar. Terakhir adalah hasil presentasi.

Baca Juga: Guru Besar UNS: Startup Pertanian Butuh Intervensi Pemerintah

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, diwakili oleh Asisten Ekonomi Pembangunan Pemkot Solo Gatot Sutanto menyampaikan, lomba diharapkan menumbuhkan kreativitas dan inovasi. Adanya pemanfaatan bahan baku lokal dan penyerapan tenaga kerja dinilai dapat berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan kabupaten/kota se-subosukowonosraten.

“Dari sisi stratgeis, lomba ini juga mendukung pencapaian aspek pembangunan meliputi aspek pembangunan, ekonomi, sosial dan lingkungan,” tutur Gatot.

Sektor ekonomi kreatif dan digital juga mendapat dukungan dari pemerintah pusat. Misalnya diwujudkan dengan penyediaan dukungan riset dan akses informasi para pelaku sektor ekonomi kreatif. Di antaranya kerjasama antara Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) mengeluarkan Cetak Biru Ekosistem Pengetahuan dan Inovasi.

“Pada 2025 seni dan budaya sebagai substansi produksi kreatif dan digital diharapkan semakin kuat. Serta infrastruktur pusat pertumbuhan industri kreatif, sains, inkubator, techno park, listrik, telah terbangun untuk mendukung usaha kreatif digital,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya