SOLOPOS.COM - Wali Kota Madiun, Maidi bersama Kepala Dinas Pendidikan Kota Madiun, Lismawati, dalam dialog dengan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim dan Deklarasi Sekolah Inklusi, Kamis (24/2/2022). (Istimewa/Pemkot Madiun)

Solopos.com, MADIUN — Pemerintah Kota Madiun memberikan perhatian khusus kepada anak berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas, yakni dengan menyediakan sekolah inklusi.

Saat ini, ada 24 sekolah di Kota Madiun yang sudah menjadi sekolah inklusi. Wali Kota Madiun, Maidi, menyampaikan hal itu seusai berdialog dengan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim, pada Kamis (24/2/2022). Pada kesempatan itu juga dilaksanakan Deklarasi Sekolah Inklusi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga : Temui Difabel, Polwan Cantik Polres Klaten Serahkan Bantuan

Ekspedisi Mudik 2024

Maidi menyampaikan ada 107 anak berkebutuhan khusus yang telah menempuh pendidikan di sekolah inklusi saat ini. Keberadaan sekolah inklusi penting karena memberikan ruang bagi anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama anak-anak lain. “Pemkot juga menyiapkan tenaga pendidik yang profesional untuk menangani anak berkebutuhan khusus itu. Kami melatih guru-guru,” kata wali kota.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Madiun, Lismawati, mengatakan pemkot memperhatikan anak-anak berkebutuhan khusus karena mereka harus mendapatkan hak yang sama seperti anak-anak umumnya. Menurut dia, anak berkebutuhan khusus harus mampu membaur dengan anak sebaya sehingga bisa berkembang secara optimal.

Baca Juga : Begini Cara Difabel Boyolali Agar Berdaya Sembari Lakukan Terapi

“Sekolah inklusi ini berbeda dengan Sekolah Luar Biasa [SLB]. Sekolah inklusi ini sekolah umum tetapi menerima anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus kan memang memiliki hak yang sama,” terang dia.

Lisma menyampaikan ada 24 sekolah dari jenjang TK, SD, hingga SMP menjadi sekolah inklusi. Jumlah anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di sekolah inklusi ada 107 anak. “Sebagian besar anak berkebutuhan khusus yang masuk di sekolah inklusi itu anak autis,” jelas Lisma.

Baca Juga : Kisah Disabilitas Buka Angkringan: Omzet Meroket, Susah Bungkus Es Teh

Pemkot Madiun, lanjutnya, telah memberikan pelatihan kepada tenaga pendidik supaya memiliki kemampuan menangani anak berkebutuhan khusus. “Karena anak berkebutuhan khusus kan harus ditangani dengan cara berbeda. Sehingga tenaga pendidik pun harus memiliki kapasitas itu,” terangnya.

Dalam forum dialog dengan Mendikbudristek itu, wali kota memaparkan sejumlah program unggulan di bidang pendidikan. Seperti, pemberian laptop gratis untuk siswa SD dan SMP, pemberian seragam gratis, menyediakan internet gratis di ribuan titik, dan lainnya. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya