SOLOPOS.COM - Panitia Gelar Potensi Kampung Wisata Jogja Hebat berfoto bersama di Griya Harian Jogja, Jumat (19/8/2016). (Jumali/JIBI/Harian Jogja)

Pemkot Jogja memperkenalkan wisata yang berpusat di kampung

Harianjogja.com, JOGJA — Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jogja akan menyelenggarakan Gelar Potensi Kampung Wisata. Acara tersebut untuk menggali semua potensi yang ada di masing-masing kampung wisata di Kota Jogja.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Forum Komunikasi Kampung Wisata se-Kota Jogja, Sigit Istiarto mengaku dari 17 kampung wisata, hanya beberapa kampung wisata yang populer, di antaranya Kampung Wisata Taman Sari Kraton, Kampung Wisata Pakualaman, Kampung Wisata Rejowinangun Kotagede, Kampung Wisata Dipowinatan Mergangsan, Kampung Wisata Cokrodiningratan, dan Kampung Wisata Sosromenduran. Kampung wisata tersebut banyak dikunjungi wisatawan karena memiliki daya dukung wisata yang sudah dikenal.

Sementara kampung wisata lainnya masih sebatas nama. Sigit menyadari pengelolaan kampung wisata masih terkendala dalam bidang sumber daya manusia. Banyak pengelola kampung wisata yang hanya sekadar sambilan sehingga segala potensi yang ada di kampung wisata kurang tergali dengan maksimal.

Saat ini pihaknya tengah menginventarisasi semua potensi yang ada di masing-masing kampung wisata sekaligus inventarisasi pengelolanya dengan menggandeng sejumlah pihak yang di antaranya Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies atau Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) DIY dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY. Hasil kerjasama tersebut salah satunya dengan menggelar potensi kampung wisata yang didukung oleh Pemerintah Kota Jogja.

Walikota Jogja Haryadi Suyuti meminta semua pengelola kampung wisata mengedepankan ketertiban, kebersihan, dan keamanan dimasing-masing kampung wisata. Ketiga hal itu diakuinya merupakan salah satu kunci agar kampung wisata ramai dikunjungi. Haryadi menjelaskan tertib dalam artian semua pedagang tidak ada yang ‘aji mumpung’ memanfaatkan wisatawan dengan menaikan harga yang berlebihan.

“Bikin kesepakatan antara pedagang, kalau ada yang nutuk, kesepakatan beri sanksi misal seminggu enggak boleh dagang. Harus tertib jam buka warung dan jam tutup,” kata dia. Keamana dan kebersihan juga harus tetap menjadi kewajiban masyarakat di kampung wisata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya