SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Pemkot Jogja, dengan adanya lomba hidup sehat diharapkan warga semakin memperhatikan masalah kesehatan tubuh.

Harianjogja.com, JOGJA-Tempe sepanjang 100 meter membentang di jalan masuk RT 38 RW 9 Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo, Rabu (27/5/2015). Berbalut plastik bening, tempe diletakkan di atas bambu dengan panjang yang sama. Makanan berbahan dasar kedelai itu menjadi simbol wilayah setempat dalam mengikuti lomba kesehatan se-Jogja.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tumino, 56, warga setempat sekaligus penggagas tempe panjang, mengatakan tempe yang dipamerkan sebagai cara memeriahkan lomba kesehatan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Selama ini, terangnya, suasana lomba hanya biasa saja, sekadar penilai berkunjung, mengamati dan memberi poin.

“Kami ingin sesuatu yang beda, sehingga memutuskan untuk membuat tempe panjang yang belum pernah dibuat di sini,” paparnya.

Tumino menuturkan, ide pembuatan tempe panjang muncul sekitar tiga hari lalu saat ia memperoleh dua bungkus tempe dari tetangganya. Setelah menggoreng, terbesit pemikiran untuk membuat tempe panjang yang dipamerkan saat tim penilai lomba datang berkunjung. Ia segera menghubungi salah satu pengrajin tempe di wilayah tempat tinggalnya dan memborong seluruh tempe yang diproduksi hari itu. Kawasan tersebut memang dikenal sebagai sentra produksi tempe. Setidaknya, terdapat lima pengrajin yang sudah membuka usaha belasan tahun.

“Beratnya mencapai satu kuintal dan kebetulan belum dicetak dan dikemas sehingga kami bisa langsung mengemas dalam bentuk panjang,” urai dia seraya menyebutkan biaya pembuatan tempe panjang beserta bambu tumpuan mencapai lebih dari Rp1 juta.

Sebenarnya, ia berencana untuk membuat tempe sepanjang 250 meter dan didaftarkan ke rekor Muri. Sayangnya, bahan baku yang tersedia tidak mencukupi. Menurutnya, tempe sesuai dengan lomba bidang kesehatan yang diikuti warga. Pasalnya, tempe merupakan makanan sehat yang baik bagi tumbuh kembang anak. Selain itu, memamerkan tempe juga dapat mengangkat produksi lokal ke masyarakat umum.

Rencananya, tempe yang dipamerkan akan dilelang seharga Rp15.000 per meter. Salah satu tim penilai lomba bidang kesehatan, Kasi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jogja Feri Edi Sunantyo menjabarkan kegiatan evaluasi lomba bidang kesehatan, meliputi PHBS, posyandu, keluarga siaga, gerakan sayang ibu, serta lingkungan bersih dan sehat.

“Tim penilai lintas sektor, seperti kantor KB, Disperindagkoptan, PMI, Tim penggerak PKK, dan lain-lain,” sebutnya.

Lomba yang digelar tiap tahun ini, kata Feri, akan memilih juara I sampai III dan juara utama berhak mewakili Jogja dalam lomba serupa tingkat DIY. Mekanisme kegiatan ini, imbuhnya, tiap kecamatan memilih satu kelurahan untuk menjadi peserta. (Switzy Sabandar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya