SOLOPOS.COM - ilustrasi (puapentok.blogspot.com)

ilustrasi (puapentok.blogspot.com)

JOGJA—Penertiban becak motor (betor) di wilayah Kota Jogja dinilai belum maksimal. Meski dinilai meresahkan, namun keberadaan betor di Jogja setiap tahun justru semakin bertambah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Jogja telah melarang pengoperasian betor. “Kalau memang dilarang, tegakkan aturan. Kalau memang dibolehkan ya silakan,” kata Totok Yudianto, Ketua Asosiasi Paguyuban Becak Yogyakarta (Aspabeta), Senin (24/9).

Menurutnya, hingga kini para pemakai betor tersebut masih beroperasi di sekitaran Pasar Demangan, Kawasan Beringharjo maupun di Pasar Giwangan. Lemahnya penegakan aturan, jelas dia, menyebabkan keberadaan betor semakin banyak. Totok pun mempertanyakan penertiban yang katanya dilakukan pihak berwenang.

Menurut dia, sebenarnya keberadaan betor tidak terlalu berpengaruh terhadap becak tradisional atau becak kayuh. Sebab, katanya, masing-masing memiliki segmen penumpang sendiri. “Kalau becak kayuh itu biasanya wisatawan sedangkan becak motor ialah penumpang dengan barang berat. Tetapi ini kan ada larangan becak motor beroperasi sehingga Pemkot harus komitmen,” katanya.

Kepala Bidang Pengendalian Operasional dan Pendidikan Keselamatan Dishub Jogja, Udiyono mengakui, intensitas penertiban betor di Jogja naik turun. Sebab, katanya, selama ini Satlantas Polresta kesulitan menyediakan lokasi untuk menampung betor hasil razia.

“Kalau selama ini Satlantas mengaku tidak punya tempat, kami sudah menyediakan lahan kosong untuk tampung betor hasil razia di Terminal Giwangan,” jelas Udiyono.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya