SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, SEMARANG &mdash;</strong> Pembangunan jalur Semarang Outer Ringroad (SORR) belum akan dilaksanakan karena pemerintah kota setempat hingga kini masih dalam persiapan lahan, termasuk rencana pelebaran Jl. Meteseh Kota Semarang sebagai bagian dari proyek tersebut.</p><p>"Pelebaran Jl. Meteseh merupakan bagian pembangunan SORR segmen tujuh [Genuk-Meteseh]," kata Kepala Bidang Rekayasa Teknis Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Semarang Suparjiyatno di Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (1/8/2018).</p><p>Ia menyebutkan Jl. Meteseh akan dilebarkan sekitar 30 m yang sekarang ini progresnya baru persiapan pematokan lahan di segmen ketujuh SORR, mulai Genuk hingga Meteseh Semarang tersebut. Jalur SORR segmen ketujuh, kata dia, meliputi Kelurahan Banjardowo, Karangroto, Sembungharjo, Bangetayu Wetan, Tlogomulyo, Pedurungan Lor, Pedurungan Kidul, Kedungmundu, Sendangmulyo, dan Meteseh.</p><p>Penyusunan <em>detail engineering design</em> (DED), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), dan Land Acquisition and Resettlement Action Plan (Larap) yang dianggarkan Rp500 juta diklaimnya sudah selesai. "Saat ini, progres peningkatan jalan tersebut baru persiapan pematokan lahan. Dari penghitungan, jalur SORR segmen tujuh itu memiliki panjang 13,9 km," katanya.</p><p>Jika proses persiapan lahan sudah selesai, terang dia, pengerjaan fisik jalur SORR yang diharapkan bisa memecah arus lalu lintas di jalur-jalur dalam kota baru bisa dilaksanakan.</p><p>Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Kota Semarang Agus Riyanto mengatakan jalur SORR terbagi dua, yakni SORR Utara dan Selatan yang melintasi kawasan pinggiran Semarang. Untuk wilayah utara, mulai pantai kawasan Kabupaten Kendal, Tugu, pelabuhan, Genuk, hingga Kabupaten Demak, sementara untuk wilayah selatan mulai Mangkang, Mijen, Cangkiran, Gunungpati, hingga Ungaran, selanjutnya Tembalang, Pedurungan, hingga Genuk.</p><p>Diakui Agus, pembebasan lahan membutuhkan anggaran yang besar mencapai Rp300 miliar sehingga tidak bisa hanya diselesaikan dalam waktu satu tahun, melainkan butuh waktu 3-4 tahun.</p><p>Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengakui keberadaan jalur SORR sangat dibutuhkan untuk mengurangi kepadatan kendaraan yang masuk dari perbatasan Kendal, Tugu, Mangkang, hingga ke dalam kota. Pembangunan jalur alternatif SORR yang merupakan solusi kemacetan terbagi dalam dua tahap, kata politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Hendi itu, yakni SORR utara dan SORR selatan.</p><p>Ada pula rencana perubahan skema jalur arteri itu menjadi jalur tol seiring dengan sinyal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), tetapi belum ada kepastian yang disampaikan. Namun, orang nomor satu di Kota Semarang itu mengatakan sinyal lampu hijau dukungan pusat untuk pembangunan jalur SORR sudah ada dari Kementerian PUPR yang disampaikan lewat Dirjen Bina Marga.</p><p><em><strong><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</strong></em></p>

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya