SOLOPOS.COM - IIlustrasi toilet JIBI/Harian Jogja/IST

Wonogiri diyakini bebas BABS pada akhir September ini

Solopos.com, WONOGIRI — Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri meyakini wilayah setempat akan bebas buang air besar sembarangan (BABS) akhir September 2017. Jika tercapai, Wonogiri akan menjadi daerah kedua dari 35 daerah di Jawa Tengah yang bebas BABS setelah Grobogan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Wonogiri, Mubarok, Kamis (7/9/2017), menyampaikan upaya untuk mencapai open defecation free (ODF) atau bebas BABS yang dilakukan sejak Rakor Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (KTBM) Menuju Wonogiri Bebas BABS 2017, 1 Agustus lalu, mencapai progres prositif.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat itu capaian ODF tercatat 99,6 persen atau masih ada 1.802 keluarga yang masih BABS. Hingga awal September progres mencapai 99,7 persen. Mubarok meyakini akhir September mendatang kekurangan 0,3 persen bisa teratasi.

“Fokus kami mengubah perilaku warga dulu. Walau tak punya jamban tetapi kalau sadar dampak buruk BABS, mereka akan meninggalkan kebiasaan itu. Kalau program insfrastruktur [pembangunan jamban] belum bisa rampung tahun ini,” kata Mubarok yang juga Kabid Kesehatan Masyarakat.

Penyuluhan akan terus digalakkan, terutama di wilayah yang warganya masih BABS. Semua tim, termasuk pihak kecamatan dan desa bergerak untuk mengubah perilaku BABS. Ihwal realisasi program pembangunan jamban, Dinkes akan menggandeng instansi lintas sektoral, seperti pihak swasta dan Kodim 0728/Wonogiri.

Pihak swasta didorong menggunakan kegiatan corporate social responsibility (CSR) ke arah pengadaan jamban untuk warga. Sedangkan Kodim sejak beberapa tahun terakhir turut membantu menyukseskan program Wonogiri bebas BABS dengan membangunkan jamban untuk warga kurang mampu.

Wakil Bupati (Wabup), Edy Santosa, memerintahkan Dinkes, puskesmas, pemerintah kecamatan, dan desa bersinergi bekerja keras menuntaskan masalah BABS. Jika semua pihak mau bergerak dia meyakini target Wonogiri 100 persen bebas BABS tercapai, akhir September.

Menurut dia, desa memiliki peran vital dalam percepatan pencapaian target. Wabup meminta desa tak ragu mengalokasikan dana desa untuk membangun jamban bagi warga yang masih BABS karena belum memiliki jamban. Menurut Wabup penggunaan dana desa untuk program itu tak menyalahi aturan selama direncanakan dengan baik.

“Wonogiri menjadi andalan Pemprov Jateng sebagai daerah yang menjadi daerah bebas BABS kedua dari 35 kabupaten/kota tahun ini. Jadi, target harus tercapai,” ucap Wabup.

Informasi yang dihimpun, angka keluarga bebas BABS di Wonogiri hingga akhir Juli tercatat 99,6 persen dari total keluarga sebanyak 348.830 keluarga. Sebanyak 1.802 keluarga atau 0,4 persen masih BABS. Mereka tersebar di 67 desa di 11 kecamatan.

Desa yang masih terdapat keluarga BABS masuk kategori desa jorok. Pada sisi lain sebanyak 14 kecamatan dinyatakan sudah bebas BABS. Kecamatan itu meliputi, seperti Puhpelem, Giritontro, Jatisrono, Nguntoronadi, Selogiri, dan Slogohimo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya