SOLOPOS.COM - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, menunjukan daerah perbatasan di Wonogiri yang mendapatkan perhatian khusus di kantor BPBD Wonogiri, Senin (27/4/2020). (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Daerah perbatasan di Wonogiri menjadi perhatian utama dalam mencegah persebaran Covid-19. Daerah-daerah tersebut yaitu wilayah kecamatan di Wonogiri yang berbatasan dengan daerah lain, seperti Kabupaten Ponorogo, Megetan, Pacitan, Sukoharjo, Karanganyar, Klaten dan Yogyakarta.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan, salah satu tempat yang menjadi fokus pencegahan yakni pasar tradisional. Pasalnya di setiap wilayah perbatasan Wonogiri terdapat pasar tradisional. Pengunjung pasar tersebut tidak hanya dari warga Wonogiri, melainkan juga dari luar daerah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bocah 10 Tahun Klaten Positif Covid-19, Begini Riwayatnya

Pasar tradisonal rata-rata hanya buka setiap lima hari sekali, menyesuaikan dengan pasaran jawa. Meskipun demikian pengunjung pasar justru terlihat lebih ramai. Dengan keadaan seperti itu, daerah perbatasan memilik kerawanan tinggi dalam persebaran virus corona. Selain itu informasi di daerah perbatasan tidak bisa terakses secara cepat. Maka dari itu sosisaliasi dan pencegahan salah satunya difokuskan di daerah perbatasan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami lebih fokus ke pasar kerena di tempat tersebut sebagai pusat pertemuan dan interaksi antar warga. Jika kegiatan sosial dan kemasyarakatan sudah ditiadakan, sementara pasar tradisional sebagai kegiatan ekonomi masih berjalan,” kata dia saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (27/4/2020).

Sebagai bentuk antisipasi di pasar daerah perbatasan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wonogiri telah berkoordinasi dengan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian dan Perdagangan. Selain itu koordinasi juga dilakukan dengan pemerintah desa setempat dan kecamatan.

Mau Masuk Solo, 4 Kendaraan dari Jabodetabek Diminta Putar Balik di Tugu Makutha

“Sosialisasi dan pengawasan bersifat masif, pemerintah kecamatan dan desa turut ambil bagian. Terlebih saat beberapa hari lalu ketika menjelang Ramadhan, ada tradisi prepekan, pasar menjadi lebih ramai. Sebelum lebaran nanti juga masih berpotensi ada tradisi prepekan,” ujar dia.

Pendistribusian bantuan berupa masker dan desinfektan dari BPBD, menurut dia, lebih banyak disalurkan ke pasar-pasar tersebut. Pemberian difokuskan kepada para pedagang pasar. Jika ada pembeli atau pengunjung pasar yang datang tidak memakai masker, petugas memeberikan masker sekaligus sosialisasi.

Distribusi

Sejak pandemi Covid-19, menurut dia, bantuan dari berbagai pihak terus mengalir. Bantuan tersebut diwujudkan dalam bentuk barang, baik itu sembako, masker, sarung tangan, hand sanitizer dan lain sebagaianya.

Bantuan sembako difokuskan untuk didistribusikan kepada warga terjangkit virus corona, seperti Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP). Selain itu keluarga pasien dan warga sekitar juga mendapat bantuan sembako. Karena jika tidak mendapat bantuan, keluarga dan warga sekitar bisa keluar rumah dan berpotensi menyebarkan virus.

Liga Belanda Dibatalkan, Ajax Amsterdam Gagal Juara

“Sembako yang disalurkan melalui BPBD di fokuskan untuk warga terjangkit Covid-19, bukan untuk warga yang terdampak secara ekonomi. Karena warga yang terdampak secara ekonomi akan mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial dan Pemerintah Daerah,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya