SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, saat memberikan keterangan kepada wartawan di Sekretariat Daerah Wonogiri, Jumat (24/9/2021). (Solopos.com/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri menolak vaksin Covid-19 jenis Johnson and Johnson yang sedianya dipasok, beberapa pekan lalu.

Pemkab memiliki beberapa alasan, yakni terkait capaian vaksinasi dan pertimbangan ada tidaknya dosis kedua vaksin bantuan dari pemerintah Belanda tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, saat ditemui wartawan di Sekretariat Daerah (Setda), Jumat (5/11/2021), menyampaikan saat vaksin Johnson and Johnson mau didistribusikan ke Kabupaten Wonogiri capaian vaksinasi sudah mencapai lebih dari 80 persen. Pada kondisi itu sasaran sudah cukup sulit diperoleh.

Baca Juga: Tak Direkomendasikan DPP PDIP Jadi PAW DPRD Wonogiri, Welas Legawa

Ekspedisi Mudik 2024

Apabila vaksin yang juga disebut vaksin Janssen itu datang saat cakupan vaksinasi di Kabupaten Wonogiri masih kecil. Jika vaksin yang dikembangkan oleh Janssen Pharmaceutical Companies tersebut datang pada tahap awal vaksinasi, vaksin bisa segera disuntikkan kepada sasaran. Sebab, ketika itu banyak masyarakat yang ingin divaksin.

Pada sisi lain, saat vaksin Johnson and Johnson akan dipasok ke Kabupaten Wonogiri stok vaksin Sinovac masih cukup banyak. Pemkab fokus menyuntikkan vaksin Sinovac kepada sasaran, baik untuk dosis pertama maupun dosis kedua.

“Saat itu vaksin Johnson and Johnson yang mau dipasok sebanyak 9.000 dosis,” kata lelaki yang akrab disapa Jekek itu.

Baca Juga: Innalillahi…Anggota DPRD Jateng Asal Boyolali Cahyo Sumarso Berpulang

Pada saat yang sama pihaknya belum mendapat kepastian adanya dosis kedua vaksin. Jika setelah vaksin Johnson and Johnson disuntikkan, tetapi dosis kedua belum tersedia, dikhawatirkan menimbulkan persoalan baru.

“Ini masalah teknis saja. Bukan menolak karena merek tertentu. Ini harus diluruskan. Ini bentuk antisipasi kami,” imbuh Bupati.

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, vaksin Johnson and Johnson kali pertama masuk ke Indonesia sebanyak 500.000 dosis, Sabtu (11/9/2021) lalu. Vaksin yang juga bernama Janssen itu bantuan dari pemerintah Belanda untuk membantu mempercepat cakupan vaksinasi di Indonesia.

Baca Juga: DPP PDIP Rekomendasikan Nuryanto Jadi PAW Setyo Sukarno

Pada tahap awal ini vaksin Johnson and Johnson didistribusikan di wilayah aglomerasi dengan target sasaran masyarakat umum berusia 18 tahun ke atas. Vaksin Johnson and Johnson disuntikkan dengan dosis tunggal atau satu kali sebanyak 0,5 mililiter (ml) secara intramuscular.

Efikasi atau tingkat kemanjurannya mencapai 85 persen terhadap penyakit serius. Referensi lain menyebut efikasi secara umum bisa mencegah semua gejala akibat Covid-19 sebesar 67,2 persen.

Angka itu diperoleh dari data studi klinik fase 3 pada 28 hari setelah pelaksanaan vaksinasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya