SOLOPOS.COM - Suasana Terminal Giri Adipura Wonogiri jelang waktu keberangkatan bus pada Minggu (13/9/2020) jelang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Dinas Kesehatan Wonogiri menghadapi kendala saat melacak orang yang berpotensi tertular virus dari pemudik atau keluarganya yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Pasalnya, penumpang yang berkontak dengan pemudik bersangkutan tidak diketahui identitasnya. Mereka diimbau menyimpan tiket angkutan umum untuk mempermudah pelacakan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Kesehatan atau Dinkes Wonogiri, Adhi Dharma, menyampaikan berdasar monitoring di Terminal Giri Adipura, Krisak, Singodutan, Selogiri sekarang ini bus tak lagi menerapkan pembatasan jarak tempat duduk. Para penumpang memenuhi kursi bus seperti pada kondisi normal.

DPRD Wonogiri Sidak ke Perusahaan Usai UU Cipta Kerja Disahkan, Ini Hasilnya

Ekspedisi Mudik 2024

Padahal, mereka berada di dalam bus selama berjam-jam. Apabila di kemudian hari ada pemudik Wonogiri yang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala, seluruh penumpang dan kru bus masuk kategori kontak erat lini satu. Pasalnya, mereka berada di satu ruangan tertutup. Pada kondisi itu idealnya pelacakan atau tracing dilakukan terhadap mereka.

Namun, pelacakan tersebut sulit dilakukan lantaran identitas dan tempat tujuan masing-masing penumpang tidak diketahui. Sebab, orang terkonfirmasi positif Covid-19 tidak mengetahui secara pasti bus yang ditumpangi sebelumnya. Padahal, mereka berpotensi tertular dan menularkan virus kepada orang yang berkontak.

“Karena itu kami mengimbau para pemudik menyimpan tiket angkutan umum yang dimiliki. Kalau sewaktu-waktu ada tracing kami bisa melacak. Kalau data manifes penumpang lengkap tracing bisa dilakukan. Masalahnya, data manifes penumpang juga tak lengkap,” kata Adhi saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (8/10/2020).

Dia juga mengimbau pihak bus kembali membatasi jumlah penumpang sesuai ketentuan. Hal itu agar tempat duduk penumpang berjarak untuk mencegah penularan Covid-19. Selain itu penumpang dan kru bus harus selalu bermasker. Pihak bus dan penumpang harus sama-sama mencegah penularan virus.

“Protokol di angkutan umum harus dijalankan secara ketat. Apalagi sekarang ini mobilisasi masyarakat dari perantau yang pulang kampung dan kembali merantau sedang meningkat,” imbuh Adhi.

Ditunda

Selain itu, Adhi mengimbau perantau membuat rencana terlebih dahulu jika ingin pulang kampung. Apabila ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit, sedang sakit, atau terdapat orang berisiko, seperti bayi, anak berusia bawah lima tahun atau balita, dan orang lanjut usia atau lansia, lebih baik kepulangan ditunda terlebih dahulu.

Unjuk Rasa Di Tugu Kartasura Ricuh, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Jika tak bisa ditunda, sebaiknya melakukan rapid test terlebih dahulu untuk memastikan tubuh terbebas dari Covid-19. Apabila langkah itu tidak dapat dilaksanakan lebih baik perantau bersangkutan ditempatkan di lokasi terpisah dengan keluarga di rumah yang berisiko sesampainya di kampung halaman.

Terpisah, Koordinator Satuan Pelayanan Terminak Tipe A Giri Adipura Wonogiri, Agus Hasto Purwanto, mengatakan pihaknya bersama Dinkes intensif mengingatkan pihak bus dan penumpang agar selalu menerapkan protokol di angkutan umum.

Dia tak memungkiri ada sebagian bus yang tak lagi memberi batas jarak penumpang. Namun menurut dia kebanyakan masih menerapkan protokol tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya