Solopos.com, WONOGIRI -- Pemkab Wonogiri berencana menggelar mediasi lagi terkait masalah bau limbah pabrik PT Rayon Utama Makmur (PT RUM) Sukoharjo yang masih dikeluhkan masyarakat di Kecamatan Wonogiri dan Selogiri.
Mediasi itu akan digelar di kantor Setda Wonogiri, Jumat (17/1/2020). Mediasi itu masih mengagendakan tentang sikap dan kepastian penyelesaian masalah bau limbah oleh PT RUM.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
PT RUM diminta menjelaskan aspek teknis kepada masyarakat terdampak. Menurut Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, kegiatan investasi yang berdampak terhadap lingkungan harus ada perbaikan.
“Tentu ada perbaikan lalu uji coba. Proses itu butuh waktu berapa lama? Kalau uji coba masih berdampak ya kami minta berhenti dulu,” kata Joko Sutopo yang akrab disapa Jekek saat ditemui wartawan, Selasa (14/1/2020).
Jadi Ajang Rekreasi, KA Bandara Solo Angkut 2.800 Orang/Hari
Jekek menjelaskan jika masih ada dampak yang mengganggu masyarakat pada masa uji coba, harus ada evaluasi yang dilanjutkan dengan pembenahan-pembenahan yang masih dirasa tidak tepat. Uji coba lagi bisa dilakukan dalam 1-2 bulan kemudian.
Menurut laporan yang diterima Jekek, masalah bau ini masih dirasakan masyarakat meski kepekatannya berkurang. “Tapi kan masih berbau. Kalau ditarik ke dalam regulasi berarti ini ada kewajiban-kewajiban yang tidak terpenuhi,” tutur dia.
Mediasi itu akan menghadirkan perwakilan warga terdampak termasuk pimpinan PT RUM. Ia memastikan posisi Pemkab Wonogiri dalam mediasi itu adalah sebagai fasilitator agar masyarakat mendapatkan perlindungan dan pelaku industri mendapatkan kepastian.
Kepala Desa Wonoharjo, Kecamatan Wonogiri, Yakubus Parmin, mengatakan sementara ini bau limbah PT RUM mulai tak tercium di desa itu. Warga kini bisa kembali lagi beraktivitas seperti sediakala tanpa ada gangguan bau. “Sudah aman dari bau,” kata dia.
Mulai Juli 2020, Beli Elpiji 3 Kg Pakai Aplikasi Scan Barcode
Sekretaris PT RUM, Bintoro Dibyoseputro, mengatakan PT RUM berkomitmen terus meningkatkan kemampuan tata kelola lingkungan yang semakin baik. Komitmen itu sesuai dengan kesepakatan yang disampaikan kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, beberapa waktu lalu.
“Kami mengoordinasikan dengan pabrikan untuk betul-betul meyakinkan jadwal pembuatan pesanan alat H2SO4 Recovery Plat atau wet sulphuric acid,” terang Bintoro.