SOLOPOS.COM - Wakil Bupati Wonogiri, Edy Santosa (kiri), berbincang dengan tim KIR di SMA Negeri 1 Girimarto, Kamis (27/10/2016). (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Karya ilmiah siswa SMAN 1 Girimarto mendapat perhatian dari Pemkab Wonogiri.

Solopos.com, WONOGIRI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri tertarik dengan hasil penelitian Karya Ilmiah Remaja (KIR) siswa SMA Negeri 1 Girimarto, terkait konsep posyandu remaja. Karya ilmiah diharapkan dapat menjadi solusi untuk menekan angka kekerasan seksual maupun kenakalan remaja pada umumnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada Kamis (27/10/2016), Wakil Bupati Wonogiri, Edy Santosa, mendatangi SMA Negeri 1 Girimarto dan bertemu langsung dengan siswa yang melakukan penelitian, yaitu Erwin Ambarwati dan Rini Novita Sari. Keduanya adalah siswa kelas XII. Didampingi guru pendamping, Retno Wahyu Wulandari, kedua siswa tersebut mempresentasikan karya ilmiah yang mereka buat.

Judul penelitian tersebut adalah Pengadaan Posyandu Remaja Sebagai Upaya Membentuk Generasi Berdaya. Menurut Retno, keberadaan posyandu remaja dapat menjadi sarana untuk kegiatan penyuluhan, pemeriksaan remaja dan konsultasi. Upaya pendekatan dengan remaja pun dilakukan dengan strategi khusus yang disesuaikan dengan karakter di lingkungan.

“Pada penelitian yang sudah kami lakukan, ternyata respons remaja akan lebih antusias ketika penyuluhan dilakukan oleh kalangan sebaya [para siswa SMA],” kata dia. Dari kegiatan konsultasi dan pemeriksaan kesehatan, juga dapat diperoleh keterangan tentang hal-hal yang dibutuhkan para remaja.

Hasil penelitian tersebut menjadi salah satu dari 15 proposal penelitian se-Indonesia yang dipresentasikan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 27 September 2016. “Ada 15 tim dari seluruh Indonesia yang masuk di bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan [IPSK]. Kami masuk di dalamnya,” kata Erwin.

Menurut dia, latar belakang penelitian tersebut berawal dari keprihatinan terhadap kondisi generasi muda saat ini. Erwin mengatakan remaja merupakan pilar keberhasilan suatu bangsa. Untuk itu remaja diharapkan memiliki perilaku yang sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku.

Menurut Erwin, penelitian tersebut dilakukan di wilayah Gambiran, Sidokarto, Girimarto. Namun sayangnya kegiatan posyandu remaja di lokasi tersebut belum dapat dilakukan secara berkelanjutan karena beberapa persoalan. Di antaranya persoalan tenaga medis dan anggaran.

Setelah mendengar penjelasan terkait penelitian tersebut, Edy sangat mengapresiasinya. Dia mengatakan saat ini pemkab sedang fokus untuk menekan angka kekerasan seksual, kekerasan anak dan perempuan termasuk masalah narkoba.

“Berbagai kegiatan penyuluhan dan sosialisasi sudah dilakukan, namun besoknya ada lagi kasus yang muncul. Saya kira konsep dalam penelitian ini bagus. Kami berharap ini bukan hanya berhenti sebagai penelitian, tapi bisa diterapkan, sebab Wonogiri juga butuh solusi,” kata dia, Kamis.

Edy pun meminta agar guru tim peneliti dan guru pendamping membuat konsep perencanaan kegiatan atas tindak lanjut penelitian tersebut. “Setelah itu serahkan kepada kami agar kami memiliki gambaran jelas. Kami akan membahasnya bersama Bupati,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya