SOLOPOS.COM - Warga memancing ikan di pinggiran Waduk Mulur di Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, baru-baru ini. (Solopos-R Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo kembali menggulirkan upaya pengelolaan Waduk Mulur di Kecamatan Bendosari guna mengeksplorasi kekayaan perikanan dan pertanian. Pengelolaan waduk terbesar di Sukoharjo itu mengarah dalam bentuk kerja sama antarinstansi pemerintah.

Berdasarkan catatan Solopos.com, rencana pengambilalihan pengelolaan Waduk Mulur dari Pemprov Jateng bergulir sejak era pemerintahan Bupati-Wakil Bupati Sukoharjo periode 2010-2015, Wardoyo Wijaya-Haryanto. Kala itu, Pemkab gencar melobi Pemprov Jateng untuk menyerahkan pengelolaan Waduk Mulur. Bahkan, Pemkab telah memaparkan masterplan pengembangan Waduk Mulur menjadi objek wisata air, bumi perkemahan (buper), serta area outbond.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pertemuan serupa juga telah dilaksanakan antara Pemprov Jateng dan Pemkab Sukoharjo yang dipimpin Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Pemprov memberikan lampu hijau terkait pengelolaan waduk yang dibangun pada masa kolonial Belanda.

Baca juga: Kisah Petani Ikan di Waduk Mulur Sukoharjo Berburu Ikan Predator Berharga Jutaan

Masterplan pengembangan Waduk Mulur bakal dievaluasi. Apakah ada kekurangannya atau tidak. Perlu tidak ditambah konsep pendukung wisata lainnya. Ini sedang kami bahas secara mendalam,” kata Kepala Bidang (Kabid) Prasarana dan Pengembangan Wilayah Bappelbangda Sukoharjo, Ibnu Tjahyana, saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Rabu (30/3/2022).

Aset Milik Pemprov

Masterplan pengembangan waduk seluas 141 hektare itu memadukan konsep wisata air, kegiatan outbond serta bumi perkemahan. Dahulu, banyak wahana permainan air seperti bebek kayuh dan kapal mini yang ramai pengunjung saat weekend. Sementara area outbond dan bumi perkemahan terletak di sisi selatan waduk.

Selain itu, ada kebun buah di pinggir jalan menuju makam Kyai Sayidiman yang terletak di tengah waduk. “Status waduk merupakan aset milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Ini persoalan yang hingga sekarang belum ada titik temu,” ujar dia.

Baca juga: Setelah Viral, Warung Ikan Segar Di Waduk Mulur Sukoharjo Jadi Ramai

Ibnu menyebut pengelolaan Waduk Mulur bisa dilakukan melalui sistem kerja sama antara Pemkab Sukoharjo dan Pemprov Jawa Tengah. Bisa jadi, penghasilan dari pengelolaan waduk dilakukan dengan sistem bagi hasil.

Dalam waktu dekat, Ibnu bakal berkoordinasi dengan Bagian Pemerintahan Setda Sukoharjo untuk membahas sistem kerja sama tersebut. “Mungkin, tahun ini difokuskan untuk memastikan pengembangan masterplan Waduk Mulur. Nah, pola kerja sama antarinstansi pemerintah bakal dilakukan pada tahun depan. Memang butuh waktu lama karena erat hubungannya dengan aset daerah,” terang dia.

Seorang petani keramba ikan jaring apung di Waduk Mulur, Joko, mengatakan Waduk Mulur bisa menjadi pusat budi daya ikan air tawar di Kabupaten Jamu. Masyarakat bisa melakukan budi daya ikan air tawar seperti nila, patin dan gurami yang berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Anggota Bhayangkari Sukoharjo Tebar 11.000 Benih Nila di Waduk Mulur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya