SOLOPOS.COM - Roti Widoro, salah satu jajanan khas Sukoharjo, Jawa Tengah.

Solopos.com, SUKOHARJO – Pemkab Sukoharjo menggagas pendirian pusat oleh-oleh dan jajanan lokal di 12 kecamatan di Sukoharjo. Pendirian pusat oleh-oleh dan jajanan lokal melibatkan para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di masing-masing kecamatan.

Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Sukoharjo menggelar rapat koordinasi pendirian pusat oleh-oleh dan jananan lokal di Gedung Menara Wijaya, Kamis (25/3/2021). Rapat itu dihadiri pengurus International Council for Small Business (ICSB) Sukoharjo dan perwakilan pelaku UMKM.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam pertemuan itu dibahas rencana pendirian pusat oleh-oleh dan jajanan lokal di setiap kecamatan di Kabupaten Jamu.

“Selama ini, belum ada pusat oleh-oleh dan jajanan lokal. Padahal, Kabupaten Sukoharjo kaya produk jajanan lokal yang bisa menjadi oleh-oleh di setiap kecamatan,” kata Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Sukoharjo, Sutarmo, saat ditemui Solopos.com di Gedung Menara Wijaya, Kamis.

Baca juga: 5 Kuliner Legendaris & Lezat di Sukoharjo

Sutarmo mencontohkan wilayah Kecamatan Weru memiki jajanan lokal seperti tempe alakatak. Para pengguna jalan bisa mampir ke lokasi pusat oleh-oleh dan jajanan lokal untuk menikmati tempe alakatak dan produk makanan lainnya. Mereka bisa membeli produk unggulan lainnya sebagai oleh-oleh untuk anggota keluarga dan sanak famili.

Produk lainnya seperti beragam jenang, roti, dan kerupuk rambak di Kampung Kedunggudel, Kelurahan Kenep, Kecamatan Sukoharjo. Berbagai penganan tradisional itu menjadi magnet bagi para wisatawan maupun masyarakat sebagai oleh-oleh.

“Nanti tim perumus bakal mematangkan konsep dan perencanaan pusat oleh-oleh dan jajanan lokal. Produknya apa saja, lokasinya dimana dan strategi promosinya,” ujar dia.

Baca juga: Satgas Covid-19 Sukoharjo: Kampus Boleh Gelar Kuliah Tatap Muka

UMKM

Mantan Kepala Satpol PP Sukoharjo ini mengungkapkan pendirian pusat oleh-oleh dan jajanan lokal melibatkan para pelaku UMKM di setiap kecamatan. Produk makanan dan kerajinan tangan ditawarkan kepada masyarakat di pusat oleh-oleh dan jajanan lokal di setiap kecamatan.

Sutarmo mengajak para pelaku UMKM lebih kreatig dan inovatif menghadapi persaingan bisnis yang kian kompetitif. Pemanfaatan teknologi informasi harus dilakukan guna menyokong srategi pemasan dan promosi.

“Dalam waktu dekat, para pelaku UMKM bakal mendapat bantuan subsidi bunga pinjaman modal dari pemerintah. Saat ini, kami masih menggodok payung hukum berupa peraturan bupati (Perbup),” ujar dia.

Baca juga: Unik! Warga Wonogiri 22 Tahun Tinggal di Rumah Batu

Jumlah pelaku UMKM di Kabupaten Sukoharjo sangat banyak. Pada 2019, jumlah pelaku UMKM dengan beragam jenis usaha sebanyak 20.580. Mereka tak hanya berjualan produk makanan dan minuman melainkan usaha lainnya seperti jasa, pertanian, peternakan.

Seorang pengurus ICSB Sukoharjo, R Kunto Adi, menyambut positif gagasan pendirian pusat oleh-oleh dan jajanan lokal di setiap kecamatan. Potensi produk oleh-oleh di setiap kecamatan cukup banyak. Kunto meminta agar pusat oleh-oleh dan jajanan lokal terletak di lokasi strategis yang mudah diakses para pengguna jalan.

Dia berkomitmen mendampingi para pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya. Pendampingan tersebut berupa pelatihan kewirausahawan guna memperkuat segmentasi pasar dan jaringan pemasaran.

“Kami juga mendorong agar para pelaku UMKM mampu berinovasi mengikuti selera konsumen,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya