SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Anggaran dikucurkan untuk mewujudkan Sukoharjo bebas dari BAB sembarangan.

Solopos.com, SUKOHARJO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo bakal menggelontorkan dana stimulan senilai lebih dari Rp6 miliar kepada warga yang belum memiliki jamban. Hal ini untuk mewujudkan target daerah bebas buang air besar (BAB) sembarangan atau open defecation free (ODF) pada akhir tahun.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Setiap keluarga yang belum memiliki jamban bakal menerima dana stimulan senilai Rp1,5 juta. Jumlah warga yang belum memiliki jamban sekitar 4.000 keluarga. Mereka tersebar di 12 kecamatan di Sukoharjo.

Mayoritas warga yang belum memiliki jamban tinggal di bantaran sungai. Biasanya, mereka kerap membuang hajat di pinggir sungai. Hal ini berpotensi menyebarkan bakteri penyakit menular terhadap warga lainnya.

Sukoharjo merupakan salah satu target daerah bebas BAB sembarangan di Jawa Tengah. Hingga sekarang, hanya satu wilayah yang dinyatakan telah bebas BAB sembarangan yakni Weru.

“Kami menyiapkan anggaran senilai Rp6 miliar yang diberikan kepada warga yang belum memiliki jamban. Masing-masing warga bakal menerima dana jambanisasi senilai Rp1,5 juta, kata Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, belum lama ini.

Orang nomor satu di Sukoharjo itu mengatakan percepatan pelaksanaan program bebas BAB sembarangan bakal digenjot selama tiga bulan hingga akhir tahun. Untuk mempercepat program itu, Pemkab berencana memberikan dana stimulan kepada warga yang belum memiliki jamban. Dana stimulan itu digunakan untuk membiayai pembangunan jamban.

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Penyehatan Lingkungan DKK Sukoharjo, Bambang Sudiyono, mengatakan percepatan program bebas BAB sembarangan telah dilaksanakan mulai awal 2017. Dalam waktu dekat, Bambang bakal berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk pengerjaan pembangunan jamban.

Bambang optimitis program daerah bebas BAB sembarang terwujud pada akhir 2017. “Kami ingin mengubah perilaku kesehatan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Dampak BAB sembarang berpengaruh buruh terhadap kesehatan warga lainnya,” tutur dia.

Lebih jauh, Bambang menambahkan program jambanisasi sejatinya telah dilaksanakan Pemkab bersama instansi lainnya seperti Kodim 0726/Sukoharjo. Namun, perilaku kesehatan masyarakat belum berubah lantaran mereka masih membuang hajat sembarangan. Karena itu, para stakeholder harus menyokong program daerah bebas BAB sembarangan untuk mengubah perilaku kesehatan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya