SOLOPOS.COM - Kepala Disperindag Sukoharjo, A.A. Bambang Haryanto, (kiri) berbincang dengan para jurnalis Kota Makmur, di lokasi proyek pembangunan gedung pusat promosi potensi daerah, Rabu (13/11/2013) siang. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo tengah mengkaji opsi penambahan waktu pengerjaan proyek pembangunan gedung pusat promosi potensi daerah.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sukoharjo, A.A. Bambang Haryanto, saat ditemui wartawan di sela-sela pengecekan progres pengerjaan proyek senilai Rp22 miliar tersebut, Rabu (13/11/2013) siang.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Secara aturan teknis ada opsi perpanjangan waktu pengerjaan proyek selama 50 hari. Artinya kontraktor masih bisa menggarap proyek hingga 28 Februari tahun depan. Opsi ini merujuk ketentuan dalam peraturan presiden (perpres). Saat ini sedang kami bicarakan,” urainya.

Ekspedisi Mudik 2024

Laki-laki yang akrab disapa Anton tersebut menjelaskan, bagaimana teknis penganggaran opsi tersebut masih sedang dalam pembahasan. Untuk kepastiannya, menurut dia mesti menunggu bagaimana progres pengerjaan proyek hingga awal Desember mendatang.

Anton meyakini, opsi tersebut perlu benar-benar dipertimbangkan semua pemangku kepentingan. Sebab, bila kontraktor mendapatkan tambahan waktu 50 hari, proyek gedung diyakini bisa selesai 10 persen. Artinya Pemkab diuntungkan dari segi waktu dan angaran.

Apalagi di sisi lain, kontraktor PT Karya Bangun Gunatama akan semakin terpacu untuk segera merampungkan proyek. Sebab selama penambahan waktu pengerjaan proyek, pihak kontraktor akan dikenakan denda. “Nanti mereka akan dikenakan denda,” tandasnya.

Lebih lanjut, Anton menerangkan opsi lain penyelesaian proyek gedung pusat promosi potensi daerah. Opsi tersebut yakni memutus
kontrak pelaksana proyek dengan mencairkan jaminan pelaksanaan proyek. Setelah itu pihak kontraktor dimasukkan daftar blacklist.
Kelemahan opsi tersebut, menurut Anton, membuat proyek gedung pusat promosi potensi daerah menjadi terkatung-katung.

Ada kemungkinan proyek tersebut akan mangkrak selama beberapa waktu ke depan seperti Pasar Ir. Soekarno. “Opsi ini tidak menyelesaikan masalah,” terang dia.

Di sisi lain, Anton menegaskan, kontraktor proyek harus menambah tenaga kerja untuk mengejar persentase pelaksanaan proyek. Menurut dia, setidaknya harus ada 500 tenaga kerja bila ingin progres pelaksanaan proyek signifikan. “Minimal harus 500 orang,” sindir dia.

Tujuannya supaya pengerjaan setiap bagian proyek bisa dilakukan secara bersamaan. Bila tidak demikian, Anton menjamin pelaksanaan proyek tidak akan rampung sesuai jadwal, akhir tahun ini. Sementara, teknisi proyek gedung pusat promosi potensi daerah, Mulyadi, optimistis bisa merampungkan proyek sesuai jadwal akhir Desember 2013.

Tahapannya, dia menerangkan, pada 05 Desember mendatang, pelaksanan proyek mencapai 75 persen dan pada 28 Desember sudah selesai 100 persen. Menurut Mulyadi, pihaknya mengerahkan 350 tenaga kerja. Ada kemungkinan jumlah tenaga ditambah, sesuai situasi di lapangan. “Insya Allah selesai, program kami selesai,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya