SOLOPOS.COM - Kantor Pemkab Sukoharjo (Espos/Indah S.W.)

Solopos.com, SUKOHARJO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo mengalokasikan anggaran Rp5 miliar untuk penanggulangan penyakit virus corona (Covid-19) di Kabupaten Jamu ini. Dana tersebut dialokasikan melalui pos anggaran tak terduga.

Keputusan itu diambil setelah pemerintah daerah menerima Peraturan Menteri Dalam Negeri 20/2020 tentang Percepatan Penanganan Covid-19.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pascaheboh ODP Corona Jalan-Jalan, Singosaren Plasa Solo Disemprot Disinfektan

"Anggaran dalam pos dana tak terduga memang disediakan untuk penanganan masalah yang tidak terencana seperti musibah, bencana alam, dan lainnya. Jadi kami ambilkan dari pos tak terduga," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Sukoharjo, Agus Santosa, Minggu (22/3).

Ekspedisi Mudik 2024

Cek Fakta: Heboh Berita Warga Jl. Panda Sukoharjo Meninggal Karena Corona Dipastikan Hoaks

Agus mengatakan pencairan anggaran tak terduga untuk penanganan Covid-19 sudah mulai dilakukan Pemkab. Sebagai contoh misalnya Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) yang sudah mengajukan Rp123 juta untuk pengadaan sarana prasarana pencegahan virus Corona.

Prostitusi Online Anak, 2 Remaja Muncikari di Pinrang Ditangkap

Selain sejumlah itu, saat ini sudah dalam proses lagi pencairan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang paling mendesak sesuai dengan skala wabah, antara lain untuk program penyemprotan disinfektan dan lainnya.

Anggaran Alat Kesehatan

Video Penjemputan Paksa ODP Corona Diduga di Colomadu Karanganyar Hoaks

"Penanganan tanggap darurat wabah seperti ini sebenarnya ada Dana Alokasi Khusus dari pusat dan kalau kurang bisa diambilkan dari APBD dalam hal ini pos dana tak terduga," ujar dia.

Salah satu fungsi anggaran tersebut, lanjut Agus, untuk menyediakan logistik berupa alat-alat kesehatan seperti masker dan cairan disinfektan. Nilai Rp5 miliar itu saja hanya untuk membeli kebutuhan alat-alat kesehatan.

Ingin Bantu Tugimin, Korban Kecelakaan Berkostum Persis Solo? Begini Caranya

Anggaran pos tak terduga ini juga untuk memenuhi kebutuhan logistik, baik itu yang terkena Covid-19 maupun penanggulangan termasuk menyediakan pangan.

Sejauh ini tanggap darurat penanganan Covid-19 sudah diberlakukan pemkab Sukoharjo. Selain tim paramedis hingga peralatan medis, Pemkab menggandeng jajaran lintas sektoral mengantisipasi kondisi kepanikan massal akibat wabah Corona.

Warga Sragen Nekat Gelar Hajatan, 500 Tamu Undangan Dites Suhu Badan

Pemkab Sukoharjo akan menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) apabila ada satu kasus positif Covid-19 ditemukan.

"Sejauh ini kita belum menetapkan status KLB," kata Agus.

Pegawai Kejari Bantul Jadi ODP, Persidangan di PN Berjalan Normal

RS Rujukan Covid-19

Tak hanya itu, Pemkab juga telah menunjuk RSUD Ir Soekarno Kabupaten Sukoharjo sebagai rumah sakit rujukan penanganan Covid-19. Kesiapsiagaan dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan temuan kasus dan penularan serta penanganan lanjutan. Kesiapan fasilitas kesehatan dan tenaga medis menjadi standar pelayanan yang telah disiagakan Pemkab.

Wabah Corona, Satpol PP Karanganyar Bagi-Bagi Jamu Jokowi

Direktur RSUD Ir Soekarno Sukoharjo, Gani Suharto mengatakan, tanggap penanganan Covid-19 merupakan instruksi dari pemerintah pusat ke seluruh daerah di Indonesia. RSUD menjadi rumah sakit rujukan daerah dan RSUD Dr Moewardi Solo menjadi rumah sakit rujukan tingkat provinsi.

Namun sejauh ini belum ada temuan kasus di Sukoharjo sejak pemerintah mengumumkan kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia.

Lebih Ngegas dari dr. Tirta, Maaher Thuwailibi Semprot Netizen Soal Corona

RSUD Ir Soekarno menyiapkan bangsal khusus sebagai upaya kesiapsiagaan pandemi Covid-19. Berbagai upaya kesiapsiagaan merebaknya virus Corona telah dilakukan Pemkab Sukoharjo bersama jajaran lintas sektoral salah satunya menambah fasilitas di RSUD Sukoharjo.



“Saat ini kita memiliki 260 tempat tidur total kapasitas di RSUD. Dengan jumlah ruang isolasi lima bed, ditambah bangsal cadangan dengan kapasitas 16 bed,” kata Gani.

Rasio Kematian Covid-19 Indonesia Naik Jadi 9,34%

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK), Sukoharjo Yunia Wahdiyati, mengatakan penanganan pasien Covid-19 dilakukan melalui empat kriteria meliputi orang dalam pemantauan, pengawasan, probable, dan confirm.

Surveilance diselidiki dari gejala klinis yang timbul sesuai kategori ringan, sedang hingga berat seperti gejala flu, batuk, pilek dan pnemonia ditambah riwayat perjalanan dari luar negeri.

Putin Lepas 800 Singa Isolasi Warga Rusia dari Corona? Cek Faktanya

“Kami tidak menggunakan istilah suspect, orang dengan gelaja flu dan ada riwayat kunjungan maupun kontak dengan orang yang dinyatakan confirm menjadi target penanganan Covid-19,” jelasnya.

Kronologi Pelajar SMP Meninggal Tenggelam di Telaga Rowo Wonogiri

Penanganan ini, kata dia, sudah dilaporkan secara berjenjang sesuai dengan prosedur. Dimana pasien yang mengakses fasilitas kesehatan seperti puskesmas maupun pelayanan tanggap darurat lainnya, akan ditindaklanjuti oleh DKK dan dilaporkan kepada pemerintah pusat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya