SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang tunai rupiah. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, SRAGEN — Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Sragen mengajukan anggaran Rp550 juta pada APBD 2020 untuk penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS).

Usulan tersebut sudah masuk dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Plaforn Prioritas Anggaran Sementara (KUA PPAS) 2020 yang digedok DPRD Sragen beberapa waktu lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Usulan anggaran tersebut dilakukan di 2020 karena BKPP memprediksi pelaksanaan tes CPNS digelar pada 2020. Penjelasan itu disampaikan Kepala BKPP Sragen, Sutrisna, saat ditemui solopos.com, Selasa (29/10/2019).

Ekspedisi Mudik 2024

Sutrisna menjelaskan anggaran itu digunakan untuk seluruh tahapan penerimaan CPNS 2019, mulai dari pendaftaran sampai pengumuman penerimaan CPNS, termasuk tes CPNS. Dia mengatakan tes CPNS 2019 ini berbeda dengan tes CPNS 2018 yang masih difasilitasi Badan Kepegawaian Negara (BKN).

“Tes CPNS 2019 itu dilakukan secara mandiri. Pemerintah pusat hanya menyediakan server. Kami berharap tes CPNS tersebut dilakukan dengan cara digabung dengan kabupaten/kota lainnya. Kami dengan BKPP dari kabupaten/kota lainnya di Soloraya sudah survei lokasi alternatif untuk tes CPNS di Gedung Lembaga Pengembangan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Solo dan ada beberapa alternatif lainnya tetapi belum disurvei,” katanya.

Dia mengatakan surat pengumuman rencana pembukaan pendaftaran CPNS 2019 pada 11 November 2019 sudah beredar. Sutrisna mengaku BKPP secara resmi belum mendapat surat dari Kementerian Pedayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).

Dia menerangkan jadwal tahapan penerimaan CPNS 2019 itu pun belum disampaikan ke daerah.

“Kami belum tahun 11 November 2019 itu mulai pengumuman pendaftarannya atau apa belum tahu karena belum ada jadwalnya,” ujarnya.

Kendati demikian, Sutrisna mulai menyiapkan formasi-formasi lowongan CPNS itu dengan memilah formasi tenaga kependidikan, tenaga kesehatan, dan tenaga teknis sesuai kebutuhan. Dia juga mulai memetakan kebutuhan 2% untuk disabilitas.

“Misalnya pada dinas tertentu ada dua lowongan dengan kualifikasi yang sama, maka satu untuk disabilitas dan satunya untuk umum. Gambarannya seperti itu. Dari 627 lowongan itu memang yang paling banyak untuk lowongan guru, seperti guru SD dan guru SMP,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya