SOLOPOS.COM - Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Mulai tahun ini Pemkab Sragen mulai menerapkan kebijakan SD Negeri Unggulan di 20 kecamatan. Setiap kecamatan akan ada satu SDN Unggulan yang menerapkan metode pembelajaran dan kurikulum yang berbeda dengan SD lainnya.

Jika SD lain menggunakan kurikulum Merdeka Belajar, maka SDN unggulan didesain untuk lebih mengedepankan talenta siswanya. SDN unggulan bukan diciptakan untuk menjadi SD favorit.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“SDN Unggulan ini mengadopsi metode pembelajaran di SD terpadu supaya tidak kalah dengan swasta yang unggulan. Sistem zonasi dalam penerima peserta didik baru tidak akan menimbulkan kesan sekolah favorit di SDN Unggulan. Di sekolah itu justru untuk mengakomodasi talenta-talenta siswa agar lebih berkembang,” jelas Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, dalam wawancara yang dilakukan belum lama ini.

SDN Unggulan tidak hanya menerima siswa berprestasi. Tetapi semua siswa di dalam zonasi diakomodasi untuk menumbuhkan potensi mereka. Semangat pendirian SDN Unggulan ini, kata Bupati, untuk membuat SD negeri yang baik sehingga anak-anak bangga sekolah di SD negeri.

“Jadi bukan sekolah favorit yang memporak-porandakan talenta anak,” ujarnya.

Baca Juga: Puluhan Guru PAUD Sekolah Penggerak Sragen Ikuti Pelatihan Modul Ajar

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Suwardi, menerangkan SDN Unggulan sudah dimulai dengan perencanaan yang tetap. Setiap kelasnya ada dua rombongan belajar (rombel) dan dengan kirukulum baru, yakni kurikulum merdeka dan muatan lokal.

“Jadi satu kecamatan satu sekolah. Sekolah yang ruangannya kurang, ditambah. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas sekolah. Guru-gurunya pun dipilihkan guru terbaik. Kalau SDN Unggulan ini berjalan maka modelnya bisa ditiru di SD negeri lainnya,” ujarnya.

Suwardi menambahkan di SDN Unggulan, akan ada ekstrakurikuler semua agama . Dia mencontohkan misalnya siswa muslim dirancang setelah lulus SD bisa hafal Juz 30 Al-Qur’an. Untuk siswa dengan agama lain, ujar dia, ada pendekatan sesuai agama masing-masing. Selain itu, sebut dia, ada muatan lokal, seperti tari dan muatan lokal lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya