SOLOPOS.COM - Wabup Dedy Endriyatno (kanan) berbicara dalam Forum Musrenbang Sragen 2021 di Aula Sukowati Setda Sragen, Selasa (30/3/2021). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Pemkab Sragen dan Polres Sragen bersama stakeholders terkait konsisten melarang mudik Lebaran karena tradisi mudik Lebaran itu dikhawatirkan akan menjadi klaster baru yang luar biasa.

Munculnya klaster sekolah di Gondang dan klaster layatan di Sambirejo itu menjadi warning atau peringatan agar tidak muncul klaster-klaster Covid-19 lainnya. Penjelasan itu disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Sragen Dedy Endriyatno saat ditemui wartawan di Kroyo, Karangmalang, Sragen, Kamis (29/4/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Kelola Bisnis Semut Rangrang Sragen, Sugiyono Ngaku Tak Numpuk Harta

Dedy mengimbau masyarakat untuk terus memperkuat protokol kesehatan mengingat adanya peningkatan kasus Covid-19 di Sragen dengan munculnya klaster-klaster baru. Dia menyampaikan faktanya sekarang kasus Covid-19 di dunia mengalami kenaikan signifikan saat menjelang Lebaran.

“Kami konsisten melarang mudik. Sekadar layatan saja bisa menjadi klaster. Apalagi kalau mudik dibiarkan juga akan berpotensi jadi klaster dan merepotkan Pemkab Sragen. Pengalaman tahun lalu, pemudik yang datang itu mencapai 28.000 orang. Kami bekerjasama dengan TNI dan Polri untuk menghidupkan Satgas Jogo Tonggo untuk menjaga wilayah masing-masing agar tidak memunculkan klaster baru,” ujarnya.

Dedy menginginkan tidak ada klaster baru muncul, seperti klaster layatan di Jetis, klaster SMA di Gondang, seperti di Sambi juga meningkat. Sebagai upaya antisipasi, Dedy meminta setiap desa menyiapkan rumah isolasi mandiri. Bagi desa yang tidak mampu menyediakan rumah isolasi mandiri, ujar dia, maka wajib diambil alih oleh pemerintah kecamatan masing-masing.

“Sekarang peningkatan kasusnya 30-40 orang. Satgas desa tidak boleh kendor tetapi terus terapkan protokol kesehatan. Kasus di India jangan sampai terjadi di Sragen,” katanya.

Koordinasi

Sementara, Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi menggelar rapat koordinasi lintas sektoral untuk antisipasi Lebaran di Mapolres Sragen, Kamis siang. Yuswanto menerangkan operasi pengamanan Lebaran selain penyekatan, Polres juga fokus pada optimalisasi Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.

Kapolres memerintahkan Bhabinkamtibmas berkoordinasi dengan babinsa dan kades untuk berpatroli di lingkungan desa untuk memantau pemudik atau pendatang untuk kepentingan tertentu.

Baca Juga: Dear Mitra Bisnis Semut Rangrang Sragen, Sugiyono Butuh Pengertian Bayar Ganti Rugi

“Yang dimasalahkan itu bukan mudiknya tetapi perpindahan penduduk yang berpotensi terjadi persebaran Covid-19. Ketika ditemukan pemudik harus ditanya sudah vaksin atau belum, ada surat keterangan sehat atau tidak, kalau semua tidak ada maka harus dilakukan swab antigen. Bila hasilnya reaktif harus dikarantina. Kami berharap momentum Lebaran ini tidak terjadi peningkatan signifikan. Masyarakat dengan kesadaran penuh supaya melaporkan setiap ada pendatang baru,” jelas Yuswanto saat ditemui wartawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya