SOLOPOS.COM - Ilustrasi Investasi (JIBI/Solopos/Antara)

Pemkab Sleman terus menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Harianjogja.com, SLEMAN-Pemerintah Kabupaten Sleman senantiasa mendukung investasi pengembangan usaha dengan berupaya menciptakan iklim usaha yang terbuka, kondusif, serta aman.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Berbagai regulasi telah kami siapkan untuk mendukung upaya ini, seperti pola pengaturan pajak dan restribusi yang berimbang, yang tentunya sangat mendukung dunia usaha,” kata Bupati Sleman Sri Purnomo pada penandatangan nota kesepahaman Penanaman Modal Asing/ Penanaman Modal Dalam Negeri dengan UMKM di Sleman, Senin (8/6/2015).

Menurut dia, keunggulan lain adalah karena Sleman juga merupakan tujuan pendidikan sehingga ketersediaan tenaga kerja dengan keterampilan yang mendukung usaha selalu melebihi daerah lain.

Ekspedisi Mudik 2024

“Selain itu, infrastruktur pendukung usaha seperti sarana dan prasarana transportasi menjadikan Sleman mudah diakses,” katanya.

Ia mengatakan kegiatan perekonomian masyarakat dari 2014 tumbuh cukup baik. Pada 2014 perekonomian daerah tumbuh 5,81%.

“Hasil upaya menjaga keberlanjutan kegiatan perekonomian masyarakat, dilihat dari PDRB Kabupaten Sleman atas dasar harga berlaku selama lima tahun terakhir setiap tahun mengalami peningkatan cukup stabil. Pada 2014 sebesar Rp20,46 trilliun. Demikian pula PDRB atas harga konstan rata-rata meningkat 7,11 persen per tahun yaitu Rp8,37 trilliun pada 2014,” katanya.

Sri Purnomo mengatakan peningkatan tersebut secara langsung meningkatkan pendapatan per kapita atas dasar harga berlaku sebesar Rp16,73 juta pada 2014, sedangkan PDRB per kapita harga konstan pada 2014 sebesar Rp6,54 juta.

“Apabila dilihat dari kelompok struktur ekonomi, selama periode 2010 hingga 2014 semua sektor perekonomian cenderung stabil. Secara umum sektor perekonomian Kabupaten Sleman didominasi sektor tersier. Sektor tersier meliputi perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa-jasa, sektor tersier ini pada 2014 menjadi 58,96 persen,” katanya.

Ia mengatakan dewasa ini para pengusaha di Kabupaten Sleman lebih banyak yang bergerak untuk mengembangkan usahanya pada sektor-sektor yang kandungan lokal serta mempunyai “added values” atau nilai tambah yang tinggi.

“Perusahaan-perusahaan yang mempunyai ‘added value’ yang tinggi bergerak dalam industri pariwisata, properti, jasa-jasa pendidikan, intermediasi, industri manufacture, kerajinan rakyat, dan perumahan,” katanya.

Sektor pendorong pertumbuhan ekonomi Sleman, kata dia, antara lain dari sub-sektor bangunan, dan sub-sektor perdagangan, hotel dan restoran, khususnya bidang restoran.

“Perkembangan sub-sektor ini dapat dilihat melalui semakin banyaknya investasi dalam sektor restoran/rumah makan dan pembangunan bangunan gedung serta ditunjang dengan pertumbuhan sub-sektor jasa lainnya,” katanya.

Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, Kabupaten Sleman membuka diri untuk penanaman investasi.

“Potensi investasi di Kabupaten Sleman terdiri dari berbagai sektor/bidang. Potensi investasi di bidang pertanian meliputi komoditas hasil pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan. Bidang pariwisata, antara lain usaha wisata alam, wisata candi, museum, wisata olahraga, wisata pendidikan, wisata budaya, dan wisata agro. Bidang industri meliputi industri pengemasan, industri pengolahan, dan industri pengolahan bahan galian golongan C,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya