SOLOPOS.COM - Pemkab Sleman dan Bank Indonesia mengembangkan inovasi demonstrasi plot (demplot) irigasi tetes komoditas cabai di lahan perkumpulan petani hortikultura Puncak Merapi Ngepas, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, Kamis (8/4). (Istimewa)

Solopos.com, SLEMAN -- Untuk meningkatkan produktivitas petani cabai, Pemkab Sleman bersama Bank Indonesia mengembangkan inovasi demonstrasi plot (demplot) irigasi tetes tanaman cabai. Inovasi ini dikembangkan di lahan perkumpulan petani hortikultura Puncak Merapi Ngepas, Donoharjo, Ngaglik, Sleman.

Demplot tersebut diklaim dapat meningkatkan produksi cabai hingga 1 ton per haktare (Ha). Inovasi ini bukan hanya memanfaatkan tekonologi untuk pengembangan dan meningkatan produksi pertanian. Namun, juga diharapkan mendorong generasi milenial untuk terjun di dunia pertanian menjadi petani milenial.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Inovasi ini juga diharapkan memberikan contoh bagi petani untuk menerapkan teknologi yang tepat guna khususnya cabai yang ramah lingkungan," kata Bupati Sleman, Kustini, saat meresmikan demplot tersebut, Kamis (8/4/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Samudra Raksa Berpotensi Jadi Objek Wisata Baru Kulonprogo

Dengan sistem irigasi tetes ini, katanya, maka jumlah kebutuhan air akan disesuaikan dengan jenis dan umur tanaman. Sehinga akan mengoptimalkan biaya produksi dan petani mendapatkan keuntungan yang maksimal. "Dengan begitu, ini meminimalkan biaya penanaman, diharapkan petani Sleman semakin makmur," terangnya.

Ketahanan Pangan

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Miyono, mengatakan pihaknya terus mendukung ketahanan pangan melalui komoditas cabai di DIY. BI bekerja sama dengan Pemkab menerapkan inovasi Irigasi tetes cabai seluas 20 hektar di wilayah Sleman pada tahun ini.

Dengan menjaga stok cabai di pasaran, lanjut Miyono, tentu akan mewujudkan stabilitas moneter melalui pengendalian inflasi dari sisi suplai. Sehingga tidak terjadi lonjakan harga yang sangat tinggi. "BI selalu terus berupaya untuk menjaga kestabilan ekonomi Indonesia. Salah satunya dengan peningkatan kapasitas pelaku ekonomi dan mengurangi tekanan inflasi pada produk komoditas bahan pokok, dalam hal ini cabai," katanya.

Baca JugaAngin Kencang Terjang Sleman, Banyak Pohon Tumbang dan Baliho Rusak

Ketua Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi Sleman, Inoki Azmi Purnomo, mengatakan penerapan metode tersebut mampu meningkatkan produksi cabai. Selain itu, ia mengungkapkan dengan metode tersebut dapat mengoptimalkan biaya produksi karena penggunaan air yang minim. "Produksi kita pun meningkat dari awalnya 7,6 ton per hektar menjadi 8,8 ton per hektar," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya