SOLOPOS.COM - Ilustrasi-kasus aliran sesat kerap berakhir dengan tindak kekerasan seperti terjadi pada rumah pelaku penyebar aliran sesat di Bireun, Aceh yang dibakar massa (Dok/JIBI/SOLOPOS/Antara)

Ilustrasi-kasus aliran sesat kerap berakhir dengan tindak kekerasan seperti terjadi pada rumah pelaku penyebar aliran sesat di Bireun, Aceh yang dibakar massa (Dok/JIBI/SOLOPOS/Antara)

LEBAK—Kemunculan ajaran yang mengaku sebagai Islam namun melarang ajakan salat berjamaah merisaukan Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten. Pemerintah setempat pun lantas mengimbau warga mewaspadai aliran sesat yang saat ini berkembang di daerah ini.

Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024

“Kami menerima laporan aliran sesat berkembang di Kecamatan Sobang dengan melarang ajakan salat Jumat berjamaah,” kata Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya di Rangkasbitung, Minggu (5/5/2013).

Ia mengatakan, selama ini wilayah Kabupaten Lebak rawan dimasuki aliran sesat karena sebelumnya ditemukan ajaran menyimpang dari ajaran Islam di Kecamatan Cileles.

Ajaran sesat di Kecamatan Cileles itu dinamakan Islam Sejati. Selain itu juga ajaran Islam Kandang Rasul dan Islam Nusantara. Sedangkan, ajaran sesat yang saat ini berkembang di Kecamatan Sobang tidak mewajibkan salat Jumat berjamaah.

Aliran sesat itu mirip dengan ajaran Sumarna dari Sukabumi, Jawa Barat dengan tidak mewajibkan salat Jumat berjamaah. “Kami meminta masyarakat mewaspadai ajaran sesat karena bisa merusak aqidah agama Islam juga dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Mulyadi.

Menurut dia, wilayah Kabupaten Lebak berpeluang dimasuki ajaran sesat karena berbatasan langsung dengan daerah lain, seperti Kabupaten Sukabumi, Bogor dan Tangerang. Selain itu, Lebak begitu luas dan topografinya berbukit terjal dan pegunungan juga terdapat daerah terpencil.

“Semua ajaran sesat yang berkembang di Lebak dari luar daerah,” kata Mulyadi.

Untuk mencegah penyebaran ajaran sesat, kata dia, pemerintah daerah meluncurkan program wajib pendidikan madrasah diniyah dan magrib mengaji. Di samping itu, ulama berperan untuk mencegah aliran sesat dengan mendirikan Majelis Taklim dan Pondok Pesantren.

Keberadaan pendidikan agama, majelis taklim dan pondok pesantren sangat positif untuk meluruskan ajaran Islam yang benar berdasarkan Alquran dan hadist.

Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Lebak KH Syatibi Hambali mengatakan masyarakat diminta mewaspadai aliran yang bisa menyesatkan.

“Kami minta masyarakat melapor pada aparat pemerintah dan penegak hukum jika ditemukan aliran sesat,” ujar Syatibi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya