SOLOPOS.COM - Hasto Wardoyo dan Sutedjo bertemu di sekretariat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kulonprogo untuk mengambil formulir pendaftaran sebagai calon kepala daerah, Kamis (17/3/2016) sore.(Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Pemkab Kulonprogo terus mengembangkan sektor pariwisata

Harianjogja.com, KULONPROGO — Pengembangan sektor pariwisata diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut mendapatkan perhatian khusus dari Dinas Pariwisata (Dinpar) Kabupaten Kulonprogo dalam pelaksanaan program 100 hari kerja kepemimpinan Hasto Wardoyo dan Sutedjo.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Kepala Dinpar Kulonprogo, Krissutanto menilai sektor pariwisata berkembang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, pariwisata Kulonprogo akan semakin berkembang lagi dengan adanya pembangunan bandara baru di Temon.

“Ini adalah momentum sehingga harus dimanfaatkan semaksimal mungkin,” kata Krissutanto, Kamis (15/6/2017).

Krissutanto mengaku sudah mengundang para pelaku wisata di Kulonprogo untuk mensosialisasikan program 100 hari kerja yang dijalankan instansinya. Mereka di antaranya adalah pengurus kelompok sadar wisata (pokdarwis) dan desa wisata, pengelola obyek wisata yang dikelola pemerintah, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) serta Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI).

Krissutanto memaparkan, salah satu program 100 hari kerja dari instansinya adalah pemberlakuan peraturan bupati terkait rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah (Ripparda) tahun 2015-2025. Semua tempat wisata diharapkan bersih dari rokok dan minuman keras serta sampah yang dibuang sembarang.

“Tempat wisata juga harus tertib tiket dan retribusi yang diatur oleh perbup, paling tidak dengan peraturan desa,” ujar Krissutanto.

Slogan ‘Bela-Beli Kulonprogo’ juga akan diimplementasikan secara lebih optimal di tempat-tempat wisata. Pengelola obyek wisata diminta lebih mengangkat potensi produk lokal. Hal itu bisa dilakukan melalui langkah yang sederhana, misalnya mengajak pedagang di sekitar obyek wisata untuk menjual produk kuliner atau suvenir buatan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kulonprogo.
“Pokdarwis juga bisa menjual produk air mineral AirKu yang diproduksi PDAM. Mereka kemarin sudah menyatakan ingin menjalin kerja sama,” ucap Krissutanto.

Krissutanto menambahkan, pengelola obyek wisata juga diharapkan lebih peduli kemiskinan. Mereka diarahkan untuk menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membantu keluarga miskin, misalnya melalui kegiatan lantainisasi atau bedah rumah.

Sementara itu, Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengatakan, Pemkab Kulonprogo juga memiliki beberapa program jangka panjang untuk mengembangkan sektor pariwisata. Program itu di antaranya berkaitan dengan peningkatan kualitas infrastuktur pendukung wisata, seperti penataan dan pengadaan petunjuk jalan yang jelas, lampu yang cukup, dan jalan yang lebih memadai.

Profesionalitas  sumber daya manusia pengurus kelompok sadar wisata (Pokdarwis) juga akan berusaha ditingkatkan. Hasto pun berharap potensi budaya lokal dapat terus digali untuk menambah daya tarik pariwisata. Potensi tersebut harus dikemas secara apik, misalnya dengan mengadakan festival-festival yang mampu menarik perhatian pengunjung sehingga diharapkan juga mampu mendatangkan investor.

“Pemerintah perlu menjalin kerja sama dengan pihak swasta untuk mengembangkan tempat-tempat wisata yang sudah ada,” kata Hasto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya