SOLOPOS.COM - Pelajar mengendarai sepeda motor saat pulang sekolah di SMA Negeri 1 Klaten, Klaten Tengah, Klaten, Senin (19/2/2018). (Cahyadi Kurniawan/JIBI/SOLOPOS)

Pemkab Klaten siap memberikan subsidi kepada pelajar yang naik angkuta.

Solopos.com, KLATEN—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten siap memberikan subsidi kepada pelajar yang naik angkutan perkotaan (angkuta) ke sekolah. Hal itu sekaligus untuk merevitalisasi angkuta yang kian surut peminatnya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala Badan Perencanaan Penelitian Pengembangan Daerah (Bapppeda) Klaten, Bambang Sigit Sinugroho, mengatakan pelajar yang belum memiliki surat izin mengemudi (SIM) dialihkan untuk naik angkuta. Hal itu selain untuk meminimalisasi kasus kecelakaan di jalan raya, sekaligus untuk merevitalisasi angkuta yang ada.

“Saya sudah sampaikan ke Dinas Perhubungan agar membikin kajian soal subsidi untuk pelajar. Kita tidak membikin rute baru, tapi merevitalisasi yang ada saja,” kata dia, saat ditemui wartawan di Gedung DPRD Klaten, Senin (19/2/2018). (baca: Siap-Siap, Pemkab Klaten Rekrut Perangkat Desa pada Maret-April)

Ia berpendapat untuk bisa melayani pelajar, angkuta harus memiliki ketepatan waktu operasional. Jangan sampai pelajar yang menunggu di jalan terlambat ke sekolah lantaran terlalu lama menunggu atau ngeteman.

“Berapa pun yang dibutuhkan [subsidi] kami siap penuhi. Yang penting angkutanya tepat waktu dan pelajar bisa naik angkuta ke sekolah ketimbang naik angkutan online atau naik sepeda motor,” beber Bambang.

Keberadaan pelajar yang naik angkuta bisa meramaikan kembali rute-rute yang ada. Hal itu membantu meringankan operator soal biaya operasional.

“Kalau ramai, operator bisa melakukan peremajaan armadanya. Pemkab hanya menyediakam subsidi bensin bagi pelajar,” terang dia.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Klaten, Slamet Widodo, menerangkan merevitalisasi angkuta Klaten merupakan hal yang dilematis. Upaya itu menyangkut ketertarikan operator dalam menghidupi trayeknya dengan mempertimbangkan aspek ekonomi.

“Kalau trayek yang dari segi ekonomi sudah tidak menarik tentu sulit bagi operator,” kata dia.

Dishub menawarkan solusi dengan berencana membangun trayek baru Cawas – Klaten untuk menangani kebutuhan pelajar. Rute itu, menurut Slamet, menjadi rute yang ramai tingkat perjalanannya baik pelajar maupun masyarakat umum.

“Kami baru ajukan kepada pemerintah pusat bantuan 10 armada untuk melayani trayek itu. Tahun ini belum bisa beroperasi, mungkin tahun depan,” paparnya.

Di sisi lain, untuk merevitalisasi trayek angkuta yang ada, Dishub perlu melakukan kajian terlebih dahulu. Problem utama saat ini adalah pengguna jasa membutuhkan kepastian soal waktu saat menggunakan angkuta. Sedangkan, operator juga melakukan hitung-hitungan bisnis sendiri untuk meminimalisasi kerugian.

“Untuk sementara ini solusinya membangun trayek Cawas – Klaten. Dalam trayek itu kami betul-betul tekankan kepada operator agar memberikan keamanan, kenyamanan, dan ketepatan waktu kepada pengguna jasa. Kalau trayek ini hidup, mungkin akan meluas kepada trayek-trayek lain,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya