SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani tembakau. (Solopos/Dok)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Pemkab Karanganyar menggenjot potensi perkebunan tembakau di enam kecamatan, yakni Jenawi, Jumapolo, Jatiyoso, Tawangmangu, Ngargoyoso, dan Colomadu.

Data yang dihimpun Solopos.com, Karanganyar memiliki lahan seluas 300-an hektare (ha). Luasan itu tersebar di enam kecamatan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dari pengembangan dan pengelolaan perkebunan tembakau itu Pemkab Karanganyar menerima Rp12.394.910.000 pada Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2019.

DBHCHT dialokasikan ke delapan organisasi perangkat daerah (OPD), yakni Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK), Disdagnakerkop dan UKM, Dinas Pertanian dan Pangan, Bagian Perekonomian Setda Karanganyar, DPMPTSP, Satpol PP, Dinas PUPR, dan RSUD Karanganyar.

Kalahkan Gibran dan Purnomo, Bos Resto Ayam Bakar Menangi Poling Pilkada Solo

Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Karanganyar, Danik Sih Handayani, memaparkan Pemkab berencana meningkatkan potensi perkebunan tembakau di Kecamatan Jumapolo.

Pemkab akan menambah 40 ha lahan untuk ditanami tembakau. Menurut Danik, kondisi geografis Karanganyar cocok ditanami tembakau.

"Beberapa waktu lalu panen tembakau di Colomadu. Jumapolo jadi pengembangan lahan baru karena agro climate mendukung. Mudah-mudahan luasan lahan perkebunan tembakau di Karanganyar meningkat. Tembakau bisa ditanam di berbagai jenis tanah, di sawah, lahan kering, dataran rendah, maupun dataran tinggi," kata Danik saat dihubungi Solopos.com, Rabu (30/10/2019).

Pada training of trainers pertembakauan bagi petugas teknis dan pendamping lapangan dengan tema penyediaan sarana prasarana pendukung budidaya tembakau, Selasa (29/10/2019), Danik menyampaikan Dinas Pertanian dan Pangan Karanganyar hanya menerima Rp900-an juta pada 2019.

Jumlah itu kecil untuk pengembangan perkebunan tembakau dan diversifikasi tembakau. Dia mengakui pengembangan tembakau di Karanganyar terkendala keterbatasan tenaga kerja.

Kabar Duka: Adik Raja Solo PB XIII, G.K.R. Galuh Kencana, Meninggal Dunia

Banyak warga desa memilih bekerja di kota dan enggan bertani. "Apalagi anak-anak muda. Padahal di Bolon, Colomadu, itu hasil panen 20 ton per hektare. Petani mendapat Rp60 juta per hektare untuk daun basah. Jadi harga daun basah Rp3.000 per kilogram. Biaya produksi Rp20 juta. Jadi masih untung Rp40 juta," ujar dia.

Hal senada disampaikan Asisten Perekonomian Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah (Setda) Karanganyar, Siti Maisyaroch. DBHCHT membantu Pemkab meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Dia mencontohkan DBHCHT di DKK untuk membeli ambulance di puskesmas. DBHCHT di Disdagnakerkop dan UKM untuk membangun gedung di Balai Latihan Kerja (BLK) di Karangpandan.

Di RSUD, DBHCHT untuk membuat lingkungan ramah di rumah sakit untuk green hospital. Oleh karena itu, Pemkab berencana mendongkrak nilai DBHCHT untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Baru Saja Terpilih Kembali, Kades Gedaren Klaten Malah Jadi Tersangka Korupsi

Salah satu caranya menyelenggarakan pelatihan kepada 16 orang petugas teknis dan 17 orang penyuluh Dinas Pertanian dan Pangan. Pelatihan mengundang tim dari Pemkab Temanggung yang dipimpin Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung, Untung Prabowo.

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, berharap tim yang didatangkan dari Temanggung dapat membantu petani tembakau di Karanganyar meningkatkan kualitas panen. Yuli, sapaan akrabnya, berharap dinas terkait membuat terobosan terkait pengembangan perkebunan tembakau di Karanganyar.

Salah satunya melalui kemitraan sehingga makin banyak petani tergiur menanam tembakau. "Supaya area tanam tembakau lebih luas, PPL meyakinkan petani supaya mau tanam tembakau. Luas ditambah. Kami belikan bibit, sarpras, alsintan. Syukur bisa menjalin kemitraan langsung dengan perusahaan," ujar Bupati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya