SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)--Pemkab Boyolali berencana mengubah rencana pembangunan barak pengungsian di Desa Samiran, Selo. Pasalnya, kawasan itu sudah masuk daerah rawan bencana Merapi karena jarak yang terlalu dekat dengan puncak Merapi.

“Kemungkinan kami akan lakukan kajian tentang barak itu,” ujar Bupati Boyolali Seno Samodro kepada wartawan, Rabu (17/11).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Semula, jelas Bupati, rencana itu sudah final. Pemkab diwajibkan menyediakan tanah dan telah dipilih di sebelah barat lapangan Desa Samiran. Sedang pembiayaan sepenuhnya ditanggung pemerintah Amerika Serikat. Namun, hingga saat ini Pemkab masih menunggu cairnya dana tersebut.

Namun, bencana Merapi 2010 membuat Pemkab harus berpikir ulang. Pasalnya, wilayah Samiran sudah masuk daerah rawan bencana. Bila erupsi 2001 dan 2006 tidak berdampak terhadap wilayah Samiran, namun pada tahun ini, telah masuk daerah terkena dampak langsung Merapi.

“Hal ini yang membuat warga harus mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Meski sebelummya lapangan Samiran jadi tempat pengungsian akhir,” tandas dia.

Bupati menambahkan sejumlah kantor Muspika pun harus dipindahkan ke Boyolali. Selain itu, Pasar Selo juga ditutup.

”Bertolak dari kejadian itu, maka kami berpikir untuk memindahkan lokasi pendirian barak yang telah dirancang di Samiran.”

Hanya saja, imbuh Bupati, rencana tersebut masih harus dikonsultasikan dengan pihak pemerintah AS. ”Semua pembiayaan kan ditanggung AS, dan kami hanya berkewajiban menyediakan tanah saja. Kami akan memberikan masukan serta mencari lokasi baru. Jangan sampai pembangunan barak pengungsi malah tidak bermanfaat nantinya.”

fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya