SOLOPOS.COM - Puluhan mobil Pemadam Kebakaran se Solo Raya dan DIY melakukan parade di jl Slamet Riyadi, Solo Jumat (16/10/2015). Acara tersebut untuk menyambut Peringatan bulan pengurangan resiko bencana 2015.(JIBI/Solopos/ Sunaryo Haryo Bayu)

Pemkab Gunungkidul untuk UPT Pemadam Kebakaan masih memerlukan perlengkapan memadai.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Peralatan pemadam kebakaran di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran Gunungkidul masih jauh standar. Peralatan yang dimiliki saat ini belum lengkap sehingga dapat membahayakan petugas saat berusaha memadamkan api.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Beberapa peralatan yang belum dimiliki antara lain, crane untuk pemadaman gedung bertingkat, baju tahan api hingga alat bantu pernafasan untuk menetralisir udara saat proses evakuasi dilakukan. Kepala UPT Pemadam Kebakaran Gunungkidul Diyono mengaku sudah mengusulkan untuk pengadaan peralatan, namun yang bisa direalisasikan baru sebatas lima baju tahan panas yang diadakan di 2014 lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

“Baju-baju itu diadakan bersamaan dengan pembelian mobil pemadam kebakaran. Sedang untuk peralatan yang lain belum ada realisasinya,” kata Diyono kepada wartawan, Jumat (15/1/2016).

Dia menjelaskan, kebakaran yang terjadi di Pondok Pesantren Darrul Quran bisa jadi contoh nyata. Minimnya peralatan yang dimiliki membuat proses pemadaman atau evakuasi tidak berjalan dengan maksimal. Terlebih lagi saat ini, gedung-gedung bertingkat di Gunungkidul juga semakin menjamur.

“Ketiadaan crane membuat petugas kesulitan memadamkan api yang ada di atas. Sedang untuk evakuasi korban, kami juga butuh baju tahan api, alat bantu pernafasan hingga makser penetralisir senyawa kimia dari asap kebakaran,” ungkapnya.

Diyono menambahkan, khusus untuk baju tahan api sudah pernah memiliki. Namun kondisinya sekarang sudah rusak sehingga tidak memenuhi standarisasi keamanan saat dipergunakan. Ia tidak menampik, untuk pengadaan baju ini butuh biaya besar, karena kisaran harga dari satu set baju ini senilai Rp35 juta.

“Kami pernah mengadakan baju tahan api ini pada 2008 lalu, tapi kondisinya sekarang sudah rusak. untuk itu, kami butuh yang baru sehingga keselamtan petugas saat proses evakuasi bisa lebih terjamin,” katanya lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya