SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Moh Khodiq Duhri/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Moh Khodiq Duhri/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI-Jatah beras untuk warga miskin di Kabupaten Boyolali periode April 2013 sebanyak 962,490 ton siap disalurkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) kepada 64.166 rumah tangga sasaran (RTS), Selasa-Kamis (9-11/4).  Pengawasan pendistribusian raskin tersebut bakal diperketat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu ditegaskan Kasubbag Pertanian Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Boyolali, Sugita, mewakili Kabag Perekonomian, Supomoharjo, kepada wartawan, Kamis (4/4/2013).

Ekspedisi Mudik 2024

”Raskin tersebut harus dimanfaatkan dengan dikonsumsi sendiri. Warga yang menerima raskin dilarang menjualnya baik kepada pengepul ataupun ke pasar-pasar,” tegas Sugita.

Pengawasan oleh Pemkab bakal dilakukan dengan memantau langsung pendistribusian di titik-titik penyaluran raskin, termasuk pasar-pasar tradisional. Bagi penerima raskin yang diketahui menjual beras tersebut, dipastikan mendapatkan teguran hingga sanksi pencoretan nama sebagai penerima jatah raskin di periode berikutnya.

”Temuan di lapangan bisa ditindaklanjuti dengan mengadakan Musyawarah Desa (musdes) untuk mengambil keputusan bahwa bantuan raskin tersebut bisa dialihkan kepada orang lain yang dinilai lebih berhak menerimanya dengan secepatnya mengirimkan data pengganti ke Kementrian Sosial di Jakarta,” terangnya.

Sugita menyatakan larangan itu juga berlaku bagi pihak pembeli. Jika ditemukan pembeli raskin, akan  mendapat teguran tegas. Hal itu sesuai petunjuk umum dan petunjuk teknis raskin bahwa bantuan itu harus tepat sasaran dan harus disampaikan kepada yang berhak menerimanya.

Sugita mengatakan raskin yang dibagikan pemerintah merupakan jenis beras yang masuk klasifikasi beras medium sehingga layak konsumsi.

“Memang raskin masuk kategori beras medium tapi layak konsumsi. Bagi mereka yang menerima bantuan tersebut, namun ternyata menjualnya, berarti orang tersebut sudah mampu dan tidak mau mengkonsumsi raskin,” katanya.

Jika praktik jual beli raskin dibiarkan, pihaknya mengkhawatirkan beras bagi kalangan tidak mampu tersebut terus berputar sehingga akan mengurangi kualitas raskin selanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya