SOLOPOS.COM - Ilustrasi. Kepala Instalasi Sanitasi Laundry dan Pemulasaraan Jenazah RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, dr. Lilik Triasmoro (kanan), memberi materi pemulasaraan jenazah saat pelatihan pemakaman jenazah pasien Covid-19 di halaman Kantor BPBD Wonogiri, Selasa (13/10/2020). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, BANTUL – Kebutuhan akan adanya tim pemulasaraan jenazah Covid-19 kian dibutuhkan akhir-akhir ini, adanya tim di tiap-tiap desa dinilai penting untuk bantu tim di tingkat kabupaten.

Sekda Bantul, Helmi Jamharis akan mendorong tiap-tiap desa atau kalurahan untuk memiliki tim pemulasaraan. Karena bila desa tak memiliki tim , pemakaman akan ditangani tim dari desa lain atau pun tim di tingkat kabupaten.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kebijakannya kalau desa itu belum memiliki tim pemulasaraan bagaimana? Jika ada yang meninggal maka diarahkan menggunakan tim dari desa lain di satu kecamatan,” jelasnya pada Kamis (15/7/2021).

Baca juga: Tak Suka Denger Sirene, Pria Bantul Rusak Ambulans yang Bawa Pasien, Kini Dicokok Polisi

Helmi menerangkan jika tim pemulasaraan di desa lain juga mengalami kesulitan maka diselesaikan oleh tim Satpol PP atau PMI. “Harapannya begitu [satu desa punya satu tim], kita mendorong ke arah itu. Agar gotong royong menyelesaikan persoalan yang terjadi di wilayah masing-masing,” tambahnya.

Dengan adanya tim pemulasaraan jenazah Covid-19 di tiap desa, pasien meninggal dunia selama isolman di rumah dapat ditangani dengan cepat. Selain itu bila dibutuhkan, jenazah warga yang meninggal di rumah sakit pun bisa ditangani oleh tim tingkat desa.
“Penanganannya oleh rumah sakit, pelaksanaan pemakamannya oleh FPRB [relawan desa] setempat,” tandasnya.

Baca juga: Miris, Pasien Covid-19 Meninggal Saat Antre di IGD RSUP Dr Sardjito

Sebelumnya Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Bantul, Waljito mencatat saat ini baru 27 desa yang memiliki tim tangguh rukti jenazah Covid-19. Padahal jumlah desa di Bantul ada sebanyak dari 75 desa.

“Banyak masyarakat yang melakukan isolman kemudian meninggal di rumah. Rumah sakit sudah penuh sehingga perlu adanya keahlian masyarakat berbasis sukarelawan. Yang bisa menangani proses rukti atau tim pemulasaraan jenazah Covid-19 tingkat desa,” pungkasnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya