SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok Solopos)

ilustrasi (dok Solopos)

Klaten (Solopos.com)–Krisis air bersih di Dukuh Brungkah, Desa Pakisan, Kecamatan Cawas diakui oleh Kepala Bagian Kesra Pemkab Klaten, Suwardi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Meski demikian ia mengatakan krisis air di Brungkah tidak bisa dikategorikan kekeringan.  Oleh sebab itu, kata Suwardi, Pemkab Klaten lebih memprioritaskan daerah yang mengalami kekeringan air seperti di Kecamatan Kemalang.

“Permasalahan di Dukuh Brungkah hanya air bersih. Namun pasokan air sebenar masih ada walaupun tidak baik untuk dikonsumsi,” terang kepada Espos, Minggu (11/9/2011).

Kendati demikian, Pemkab Klaten melalui bagian Kesra berjanji akan menyalurkan air bersih ke dukuh Brungkah pada Senin (12/9/2011) besok. “Dengan adanya laporan ini kami akan menerjunkan satu mobil tangki air bersih untuk disalurkan ke Brungkah,” jelas Suwardi.

Seperti diberitakan sebelumnya Warga Dukuh Brungkah, Desa Pakisan, Kecamatan Cawas dilanda krisis air bersih. Krisis air itu terjadi sejak tiga pekan terakhir. Warga setempat mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten segera memberikan bantuan air bersih ke Brungkah.

Kepala Dusun (Kadus) III, Desa Pakisan, Suryono, kepada Espos, Minggu mengatakan krisis air bersih terjadi di Brungkah sejak pertengahan Bulan Puasa kemarin.

Atas kenyataan itu, sebagian besar warga yang kurang mampu secara ekonomi terpaksa mengangsu sejauh 500 meter hingga 1 kilometer ke desa tetangga. Sedangkan warga yang mampu secara ekonomi dapat membeli air isi ulang kemasan galon dengan harga Rp 3.500/galon.

“Sampai saat ini warga Brungkah bergantung pada bantuan air bersih dari Pemkab Klaten,” papar Suryono.

Warga Brungkah, papar Suryono, menagih janji Pemkab Klaten untuk pemasangan sambungan saluran air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) ke dukuh tersebut. “Saat mendengar informasi itu kami merasa senang, namun sampai sekarang ini tidak ada kelanjutannya. Warga Brungkah juga sudah siap untuk mendaftar dan berlangganan air PDAM,” tukas Suryono.

Kesiapan warga untuk berlangganan air PDAM bukan karena semua warga secara ekonomi mampu, namun kata Suryono, warga lebih mempertimbangkan kesehatan.

“Masyarakat khususnya Klaten sudah tahu kalau Brungkah beberapa bulan lalu dilanda penyakit Muntaber akibat warga mengonsumsi air sumur yang mengandung bakteri Coliform. Adanya peristiwa itu membuat warga trauma. Sekarang ini yang dibutuhkan warga bagaimana bisa mendapatkan air bersih itu, mau dipasang saluran air PDAM atau pembuatan sumur dalam yang terpenting air steril dan layak dikonsumsi,” tegas Suryono.

(m98)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya