SOLOPOS.COM - SEPI - Situasi Pasar Keden saat foto ini diambil Kamis (19/1/2012) masih terlihat sepi dengan hanya sedikit kios yang sudah terisi. Mahalnya sewa kios disebut sejumlah pedagang setempat sebagai alasan keengganan mereka untuk menempati pasar ini. (JIBI/SOLOPOS/Ika Yuniati)

SEPI - Situasi Pasar Keden saat foto ini diambil Kamis (19/1/2012) masih terlihat sepi dengan hanya sedikit kios yang sudah terisi. Mahalnya sewa kios disebut sejumlah pedagang setempat sebagai alasan keengganan mereka untuk menempati pasar ini. (JIBI/SOLOPOS/Ika Yuniati)

KLATEN – Meski pihak investor sudah mulai membuka lelang kios, pedagang di Pasar Keden masih tetap tidak mau pindah ke Pasar Pedan karena harga kios yang dinilai terlalu mahal dan janji Pemkab yang akan membangun pasar darurat tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pedagang yang awalnya berjualan di Pasar Pedan sebelum direnovasi itu tetap tidak mau dipindah ke Pasar Pedan karena berbagai alasan, mahalnya harga kios, karena sepinya pasar hingga harapannya terhadap janji Pemerintah Kabupaten (Pemkab) membangunkan pasar di wilayah tersebut.

Pedagang sembako, Sijum,50, Karangdowo yang saat ini masih berjualan di Pasar Keden mengatakan sangat senang jika diminta pindah ke Pasar Pedan, namun mahalnya harga kios membuatnya urun pindah. Sijum menjelaskan penghasilannya tiap hari tidak cukup jika harus digunakan mengangsur biaya sewa tempat di Pasar Pedan. “Di pasar sini juga rame, jadi tidak perlu pindah ke sana,” kata Sijum.

Sesuai dengan peraturan harga los yang ditempel di pasar Keden, untuk los Sijum dengan ukuran empat meter ia harus membayar dengan biaya Rp24 juta dengan biaya sewa per hari Rp18.700 jika dilunasi dalam waktu tiga tahun. Sedangkan untuk ukuran los dua meter sekitar Rp12 juta dengan biaya cicilan Rp9.800 per hari dengan masa cicilan hingga tiga tahun.

Sementara itu, pedagang pakaian pindahan dari Pasar Darurat Kedungan, Leni,32,Pedan menjelaskan sebenarnya lebih ramai saat ia berjualan di Pasar Kedungan namun karena takut hak gunanya di Pasar Pedan dicabut akhirnya ia mau pindah asalkan cicilan los tidak lebih dari Rp200.000 per bulan. Leni berharap pedagang lainnya yang dulu menempati pasar ini segera pindah agar pasar bisa segera rami.

Menurutnya sebagian besar pedagang Pasar Pedan yang berada di sebelah barat diisi oleh pedagang pindahan dari pasar Kadungan. “Di lantai bawah ini juga masih jarang mbak, tapi yang dari pedagang pasar Keden kayake hanya empat orang. Kalau di lantai dua malah baru diisi empat pedagang mbak,” ungkapnya.

Menurut Leni sementara ini ia belum dimintai uang cicilan losnya yang berukuran 2X2 itu. Sementara fasilitas yang Leni dapatkan hanya berupa los. Sedangkan tembok-tembok triplek yang mengelilingi seluruh los itu ia buat sendiri.
Investor yang membangun Pasar Pedan dari PT. Dewata Solusi Bangunan (DSB), Endro Wahyudi selama 25 tahun kedepan hak guna bangunan Pasar Pedan menjadi miliknya.

Sesuai perjanjian dengan pemerintah kabupaten, sebenarnya hak pedagang lama untuk menempati kios dan los sudah berakhir pada 28 Nopember 2011 lalu. Hal tersebut sesuai dengan perjanjian bahwa apabila setelah Pasar Pedan dibuka pada 28 September lalu tidak segera ditempati pedagang yang sebelumnya pernah berjualan di Pasar Pedan maka mereka tidak berhak menggunakannya lagi. Sedangkan pada 1 Januari 2012 lalu Endro sudah membuka lelang bagi orang luar yang ingin membeli kios di Pasar Pedan. Endro menambahkan ia tetap akan menerima pedagang lama yang ingin kembali berjualan di Pasar Pedan jika memang kios atau losnya belum terjual.

Sementara mengenai harga los atau kios menurutnya tidak terlalu mahal. Endro mengatakan selama lima bulan kedepan akan menggratiskan biaya los dan kios baru setelah itu jika pedagang menyepakati, pembayaran cicilan kios dan los baru akan dimulai. Menurutnya harga kios dan los di Pasar Pedan tidak terlalu mahal. Untuk los ukuran 2×2 misalnya itu seharga Rp12 juta bisa dicicil hingga beberapa tahun semampunya. Selain itu mereka juga sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah kabupaten sebesar Rp3.000.000 yang dijanjikan akan ditambah hingga tujuh juta. “Jadi kan nanti harganya tinggal Rp5.000.000, lah itu dibayar kapan saja kan bisa yang penting jangan terlalu lama,” tambahnya.

Endro menambahakan untuk pedagang kecil yang hanya memakan tempat seluas 1,5 meter akan digratiskan karena itu sudah dibayari pemerintah kabupaten. “Namun jika ternyata pemerintah nanti tidak menepati bantuan hingga tujuh juta ya paling pedagang kecil dikenai biaya tapi hanya sedikit,” jelasnya.

Endro mengatakan jika pemerintah kabupaten benar-benar akan membangunkan Pasar Keden, ia mengaku kecewa. “Tapi ya enggak apa-apa saya tidak bisa melarang. Kalau mau dibangun pasar ya silahkan. Saya akan membesarkan Pasar Pedan dengan cara saya sebagai seorang wiraswasta dan pembeli yang nantinya akan memilih,” jelasnya.

JIBI/SOLOPOS/Ika Yuniati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya