SOLOPOS.COM - Putra almarhum Mangkunagoro IX, GPH Bhre Cakrahutomo Wirasudjiwo (ketiga dari kiri), berbincang dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka (kedua dari kanan), pada malam peringatan 100 hari mangkatnya KGPAA Mangkunegara (MN) IX di Pringgitan Pura Mangkunegaran, Solo, Jumat (19/11/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Teka-teki siapa yang akan menjadi penerus KGPAA Mangkunagoro atau MN IX sebagai pemimpin baru Pura Mangkunegaran Solo akhirnya menemui titik terang.

Pengageng Wedhana Satrio Pura Mangkunegaran, KRMT Lilik Priarso Tirtodiningrat, mengatakan nama pemimpin baru Mangkunegaran atau calon KGPAA Mangkunagoro X mengerucut pada GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bhre Cakrahutomo yang berusia 24 tahun merupakan putra kandung KGPAA Mangkunagoro IX dengan permaisurinya, GKP Prisca Marina Yogi Supardi. Selanjutnya tinggal menunggu musyawarah dengan melibatkan keluarga inti yakni sedherek dalem serta putra MN IX untuk memutuskan nama tersebut.

“Sudah mengerucut ke Gusti Bhre. Saya tidak berani mengatakan setuju atau tidak. Bagi saya itu [mengiyakan atau tidak] tidak boleh kalau belum pasti. Karena lembaga kami ini, institusi ini, bekerja sesuai sistem adat. Kami memberi tahu kepada beliau-beliau ini loh adatnya seperti ini,” terangnya saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (18/1/2022).

Baca Juga: Suksesi Kepemimpinan Mangkunegaran Solo Diumumkan Pertengahan Januari?

Lilik mengatakan dalam menentukan penerus atau pemimpin baru Pura Mangkunegaran Solo masih memegang paugeran adat istiadat Kerajaan Mataram. Berdasarkan adat tersebut, ada beberapa syarat bagi seseorang untuk menjadi penerus pemimpin.

Pertama, penerus harus lah keturunan MN IX. Keturunan yang dimaksud harus lah laki-laki. Urutannya paling atas yakni laki-laki putra Prameswari atau Permaisuri. Selanjutnya, kalau Permaisuri tak memiliki putra laki-laki, baru lah putra garwa ampil atau selir.

“Putra setelah jumeneng. Kalau sekarang kan enggak ada [garwa ampil]. Kalau zaman dulu pasti ada garwa ampil, itu nanti anak laki-lakinya tertua juga,” terangnya

Baca Juga: Suksesi Pemimpin Mangkunegaran Solo Tak Pernah Geger, Apa Rahasianya?

Wasiat Mangkunagoro IV

Hal itu kemudian diperkuat dengan Serat Paliatma karya KGPAA Mangkunagoro IV. Dalam serat tersebut berisi wasiat tentang penerusnya sebagai pemimpin baru di Pura Mangkunegaran Solo.

Lilik menyebutkan isinya, yakni “Wahai anak-anakku, sewaktu aku masih jadi prajurit jangan punya mimpi jadi penerus MN V. Karena penerus Mangkunagara nanti adalah anak saya yang saat saya sudah Jumeneng.

“Tradisi ini harus kita luruskan kembali,” kata Lilik. Pura Mangkunegaran memang tak selalu dipimpin oleh anak mbarep atau putra pertama. Tahta Mangkunegara II dan III diteruskan oleh para cucu, sementara Mangkunagoro IV yakni KPH Gandakusuma adalah menantu sekaligus adik sepupu Mangkunagoro III.

Baca Juga: Deklarasi Dukung Duet Paundra & Bhre Pimpin Pura Mangkunegaran Solo

Namun, Lilik menilai penentuan pemimpin baru Mangkunegaran Solo yang seperti itu adalah kasuistik. Sementara sekarang ini semua harus kembali pada adat istiadat yang ada. “Di Mangkunegaran pernah ada cucu diangkat, tapi itu kasuistik. Yang diangkat cucu karena bapaknya meninggal. Kenapa keempat [MN IV] menantu? Karena MN III tidak memiliki putra laki-laki.”

“Jangan melihat ke situ. Kami dari institusi Mangkunegaran yang mengerti soal adat, harus memberi tahu, itu tugas kami. Makanya saya berani bilang, ini sudah mengerucut, karena situasinya seperti itu. Berdasarkan filosofi sejarahnya,” terangnya lagi.

Dhawuh Permaisuri

Langkah selanjutnya, kata Lilik, adalah menunggu dhawuh dari Permaisuri. Kalau berdasarkan adat di Pura Mangkunegaran, keputusan ada di tangan Permaisuri. Namun harus didahului dengan musyawarah dan mufakat dari sedherek dalem yang merupakan keluarga inti, serta para putra MN IX.

Baca Juga: Selain Bhre-Paundra, Sosok Ini Dinilai Layak Pimpin Mangkunegaran Solo

Jika sudah terpilih nanti, pengukuhan saat jumenengan juga dilakukan oleh Permaisuri. “Dulu sebelum 100 hari [100 hari meninggalnya MN IX], memang saya enggak jawab pas ditanya [soal suksesi]. Ini sudah 100 hari, makanya saya jawab. Saya merasa harus mengatakan ini. Ini sudah mau mengerucut lagi, jangan dienggokke. Ada pakemnya,” terangnya lagi.

Sebagaimana diberitakan, KGPAA Mangkunagoro IX yang wafat pada Agustus 2021 lalu hingga belum ditentukan siapa yang akan meneruskan takhtanya. Sempat beredar kabar ada tiga calon yang potensial. Selain Bhre Cakrahutomo, ada GPH Paundrakarna, putra sulung KGPAA Mangkunagoro IX dengan Sukmawati Soekarnoputri.

Terakhir ada KRMH Roy Rahajasa Yamin yang merupakan cucu sulung MN VIII. Roy juga merupakan cucu Mr Moh Yamin, salah satu sahabat Bung Karno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya