SOLOPOS.COM - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

KUALA LUMPUR – Perdana Menteri Malaysia Najib Razak hari ini membubarkan parlemen sebagai proses menuju pemilihan umum pada akhir bulan ini. Pemilu ini diprediksi akan menjadi yang paling ketat dan mengancam bagi koalisi Barisan Nasional yang sudah memerintah Malaysia selama 56 tahun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Barisan Nasional kehilangan dua pertiga suara mayoritasnya di parlemen untuk kali pertama dalam Pemilu 2008 silam dan menghadapi tantangan berat dari koalisi tiga partai oposisi pimpinan mantan wakil perdana menteri Anwar Ibrahim. Pemilu kemungkinan digelar 27 April setelah masa kampanye selama dua pekan.

“Yang Dipertuan Agung [raja Malaysia] sudah menerima permohonan saya untuk membubarkan parlemen secara efektif pada 3 April,” ujar Najib dalam siaran langsung di TV dari pusat pemerintahan di Putrajaya.

Najib yang naik sebagai perdana menteri di tahun 2009 menggantikan Abdullah Ahmad Badawi akan berkampanye dengan menjual sukses pertumbuhan ekonomi 5,6 persen untuk merebut kembali wilayah-wilayah konstituensi yang lepas. Politisi berusia 59 tahun yang juga putra mantan perdana menteri Tun Abdul Razak ini ingin mewujudkan Malaysia yang lebih maju dan makmur di tahun 2020 lewat program ambisius transformasi ekonomi bernilai US$444 miliar. Dia selama ini memperingatkan bahwa kemenangan oposisi akan melahirkan ketidakstabilan politik dan ekonomi.

Sebaliknya kaum oposisi yang kini menguasai empat dari 13 negara bagian ingin terus menjaring suara dari rakyat yang makin ingin reformasi politik dan ekonomi secara lebih cepat, dan mengampanyekan sekaranglah saat untuk perubahan.

Sebuah survei terbaru dari Universiti Malaya menunjukkan koalisi berkuasa memiliki 42 persen dukungan, sementara oposisi 37 persen. Sebanyak 21 persen pemilih masih belum menentukan pilihan.

Kemungkinan hasil perolehan suara pemilu yang sangat ketat sehingga bisa memicu ketidakpastian politik sudah mulai mengganggu para investor dan membuat bursa saham Kuala Lumpur sebagai salah satu yang paling buruk kinerjanya di Asia. Indeks KLSE sempat jatuh lebih dari 3 persen di awal perdagangan hari ini menyusul berita bahwa Najib akan mengumumkan pembubaran parlemen. Indeks kemudian pulih dengan penurunan 1 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya