SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Reuters)

Solopos.com, SOLO — Sepertinya money politics atau politik uang dalam Pemilu 2014 ini tak bakal mereda. Menjelang pemungutan suara Pemilu 2014, Rabu (9/4/2014), Bank Indonesia (BI) kebanjiran warga yang hendak menukarkan uang.

Bahkan dalam sehari, Kamis (3/4/2014), penukaran uang oleh masyarakat mencapai Rp9,7 miliar. Mobil milik para calon anggota lembaga legislatif (caleg) terlihat menonjol terparkir di halaman bersama mobil tamu-tamu lain BI Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

BI Solo melayani penukaran uang untuk masyarakat setiap Senin dan Kamis. Berdasarkan pengamatan Solopos.com, Senin (7/4/2014) pagi, kantor BI sudah digeruduk masyarakat yang hendak menukarkan uang.

Ekspedisi Mudik 2024

Tak seperti biasanya, penukar uang harus mengantre dua kali, yakni di lobi dan di loket. Di lobi, calon penukar uang harus mengantre untuk mendapatkan tanda pengenal sebagai akses masuk, sedangkan di loket harus mengantre untuk menukarkan uang.

Kepala Perwakilan BI Solo, Ismet Inono, menyampaikan lonjakan penukaran uang mulai terjadi sejak Maret 2014. Menurut dia, dalam satu bulan, penukaran uang biasanya hanya Rp4 miliar-Rp5 miliar, tapi pada Maret naik hampir tiga kali lipat atau sekitar Rp11,5 miliar.

“Penukaran uang hari ini belum bisa dihitung tapi yang pasti tinggi, melihat banyaknya antrean. Peningkatan jumlah penukaran uang ini diperkirakan karena semakin mendekati pemilu. Setelah pemilu selesai, penukaran uang kemungkinan besar akan kembali normal,” ungkap Ismet saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin.

Tingginya penukaran uang yang terjadi menurut Ismet karena tidak hanya warga Soloraya tetapi juga dari warga yang tinggal di perbatasan wilayah eks karesidenan, seperti Ngawi, Magetan dan Madiun. Menurut dia, kebanyakan uang yang ditukarkan adalah pecahan Rp20.000, Rp10.000, dan Rp5.000.

Deputi Kepala Perwakilan BI Solo Bidang Sistem Pembayaran dan Informasi Internal (SPMI), Tigor Silalahi, menyampaikan banyaknya warga yang menukarkan uang sudah terjadi sejak Kamis lalu. Menurut dia, biasanya dalam sehari hanya ada sekitar 50 orang yang menukarkan uang, jumlahnya pun tidak terlalu banyak. Namun sejak awal bulan jumlah orang yang ingin menukarkan bertambah sekitar tiga kali lipat.

Oleh karena itu, penukaran uang sejak Kamis mulai dibatasi. Menurut dia, saat kondisi normal, masyarakat yang ingin menukarkan uang Rp300 juta masih dilayani. Namun karena semakin banyak yang ingin menukarkan akhirnya satu orang maksimal hanya boleh menukar Rp100 juta.

“Pada hari ini, antrean penukaran uang sudah kami tutup sejak pukul 10.30 WIB dari biasanya pukul 11.00 WIB. Hal itu kami lakukan karena antrean sudah sangat membludak. Meski begitu, masyarakat tetap kami layani sampai selesai,” paparnya.

Padahal pihaknya berharap masyarakat bisa melakukan penukaran di bank tempat biasa menabung dengan pertimbangan keamanan. Menurut dia, cukup berisiko membawa uang dalam jumlah banyak dalam perjalanan jauh.

Sementara itu, outflow atau uang keluar dari BI yang diambil perbankan menurut Ismet tidak ada peningkatan signifikan. Tercatat pada Januari outflow sebanyak Rp355,2 miliar menjadi Rp460,7 miliar (Februari) dan Rp585,6 miliar (Maret). Sedangkan pada awal April ini tercatat baru Rp183,4 miliar yang keluar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya