SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA–Lembaga survei dipastikan kebanjiran order tahun ini. Selain ada 101 pemilihan kepala daerah, dinamika menjelang pemilu 2014 juga menguat.

Umar S. Bakry, Sekjen Aropi (Asosiasi Riset dan Opini Publik Seluruh Indonesia) mengaku momentum pemilu merupakan puncak bisnis jasa survei politik. Selain pemilihan kepala daerah, ada pula survei partai politik dan calon legislatif.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Survei caleg biasanya dilakukan di daerah pemilihan. Bisa sebelum jadi caleg, saat proses dan mendekati pemilihan,” jelas Umar di Jakarta, Selasa (19/2/2013).

Asosiasi Riset dan Opini Publik Seluruh Indonesia saat ini memiliki 34 anggota. Hanya saja Umar tidak bisa memastikan seberapa besar pemasukan anggotanya selama 2013.

“Itu soalnya bergantung cara mereka memasarkan,” jelasnya. Meski demikian, dia mengatakan survei secara nasional biayanya sekitar Rp500 juta, survei bupati Rp110 juta sampai Rp120 juta dan survei calon legislatif Rp150 juta.

Igor Dirgantara, peneliti senior Lembaga Survei Jakarta, mengaku dalam setahun jajarannya bisa menerima order 10 kali survei. “Biasanya meningkat dua kali saat jelang pemilu,” jelasnya.

Hanya untuk tarif, Igor enggan menjelaskan rinci. Meski demikian untuk survei dengan rentang waktu seminggu dengan responden kurang dari 2.000 orang biayanya sekitar Rp50 juta. (40)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya