SOLOPOS.COM - MASKOT PEMILU 2014

Harianjogja.com, SLEMAN-Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif berharap media netral saat mengawal proses pemilihan umum (Pemilu) 2014 mendatang. Meski menilai masyarakat saat ini kritis menerima informasi, tetapi tidak sedikit yang tertipu dengan informasi yang menyesatkan.

Buya Maarif mengatakan, kebebasan pers di Indonesia begitu luar biasa. Hal itu dibuktikan dengan menjamurnya media baik cetak maupun elektronik. Sayangnya, jelas Buya, kebebasan pers tersebut tidak diimbangi dengan jumlah media yang mencerahkan. Banyak media, katanya, yang berada di bawah bayang-bayang kekuasaan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Sangat sedikit media yang mau membongkar penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi. Pers seharusnya membongkar ini demi kebaikan dan menyehatkan demokrasi. Saya menilai, demokrasi di Indonesia belum sehat,” ujarnya kepada Harianjogja.com di sela-sela kegiatan Indonesia Public Relations Awards and Summit (IPRAS) Serikat Perusahaan Pers (SPS) di Sahid Rich Hotel, Kamis (28/11/2013).

Misi untuk menyehatkan demokrasi, kata dia, juga tergantung dari perilaku para politisi. Buya menyebut, para politisi saat ini sedang pingsan secara moral sehingga media harus hati-hati dalam mengawal Pemilu 2014 mendatang. “Banyak politisi yang memiliki media. Terkadang dalam pemberitaannya ngawur. Media seharusnya independen, kalau pers dipegang oleh yang tidak netral itu sangat ngeri. Kalau berpihak tetapi memiliki argumen yang kokoh, tidak masalah,” tukasnya.

Buya berharap pada Pemilu mendatang media mampu memberikan informasi yang tepat bagi masyarakat agar muncul sosok pemimpin yang negarawan. Sebab, Indonesia butuh seorang pemimpin yang mampu membawa Indonesia yang berdaulat. “Rakyat memang semakin cerdas (memilih berita), tapi yang tertipu juga banyak. Masalah Indonesia masih bisa diperbaiki asal muncul pemimpin yang negarawan. Sebab, kedaulatan kita semua sudah tergadai, apa yang dibanggakan?” ujar Buya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Harian SPS M. Ridlo Eisy mengatakan, media di Indonesia hingga kini masih mengharumkan. Salah satunya karena keberadaan Dewan Pers yang menjadi standar negara-negara berkembang. Saat ini, sambungnya, SPS sedang memanas-manasi negara-negara ASEAN untuk memiliki Dewan Pers.

“Dewan Pers Indonesia luar biasa, menjadi terbaik di dunia. Saingannya hanya Afrika Selatan. Beberapa negara baru mencoba mengikuti jejak Indonesia seperti Timor Leste dan Myanmar,” ujar wartawan senior itu.

Sebelumnya, Dirut PT Rajawali Nusantara Indonesia Ismed Hasan Putro mengatakan, kunci pembenahan negara adalah pemimpin yang amanah. Untuk itu, dibutuhkan generasi muda yang antikorupsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya