SOLOPOS.COM - Warga bersantap hidangan Kenduri Cinta Pemilu Damai arena Car Free Day (CFD) Kota Solo di sepanjang Jl Slamet Riyadi, Solo, Minggu (6/4/2014). Acara tersebut digelar untuk mendoakan kelancaran penyelenggaraan pemungutan suara Pemilu 2014 sehingga berlangsung semarak, aman, dan lancar. (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Sebagian warga Solo, Minggu (6/4/2014) pagi, menggelar Kenduri Cinta di arena Car Free Day (CFD) Kota Solo demi menyambut pemungutan suara Pemilu 2014, Rabu (9/4/2014). “Ayo, siapa mau nasi tumpeng? Ngambilnya yang sedang-sedang saja ya biar semua kebagian,” ajak mereka kepada warga yang memadati arena CFD di Jl Slamet Riyadi, Solo.

Di tengah kerumunan, tokoh Republik Aeng-Aeng Mayor Haristanto sibuk mengatur warga yang telah antre menikmati tumpeng nasi kuning yang disediakan khusus untuk perhelatan itu. Hanya dalam hitungan menit, delapan tumpeng berukuran sedang langsung ludes dilahap warga. “Lumayan dapat sarapan gratis, enak lagi,” ujar Andre, 32, warga Kemlayan, sambil menyantap tumpeng yang didapatnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menyambut pemilu 2014 yang tinggal menghitung hari, warga Solo menggelar kenduri massal di depan kantor Pengadilan Negeri. Acara bertajuk Kenduri Cinta Pemilu Damai ini disambut antusias warga yang kebetulan melintas. Tak hanya orang dewasa, anak-anak turut menikmati tumpeng dengan beragam lauk seperti perkedel, abon dan tempe kering. “Kenduri cinta merupakan wujud syukur Solo tetap aman saat kampanye. Harapannya kondisi ini tetap bertahan hingga selesainya pemilu,” ujar Mayor yang juga inisiator acara.

Sebelum pembagian tumpeng, warga berdoa bersama agar pelaksanaan pemilu kali ini menghasilkan wakil rakyat yang amanah. Maklum saja, tak sedikit berita miring ihwal ulah anggota DPR maupun DPRD yang bikin gerah warga. Menurut pengunjung CFD, Melati Budi Srikandi, 20, inilah saatnya warga cerdas memilih pemimpin yang berintegritas. “Kalau melihat lima tahun ke belakang kan banyak masalah. Jangan sampai warga dikhianati lagi,” ujar mahasiswi FISIP UNS ini.

Harapan senada diutarakan Agus, 50, warga Nusukan. Ia menilai kualitas calon anggota lembaga legislatif (caleg) terlihat dari caranya berkampanye. Agus mengaku tidak akan memilih caleg yang membeli suara rakyat dengan uang. Menurutnya, hal itu sama saja mencoreng makna demokrasi. “Mau nanti dapat serangan fajar saya tidak akan milih. Saya cuma nyoblos [caleg] yang programnya jelas,” tuturnya.

Selain kenduri massal, warga mengikuti Teken Kontrak Janji Suci dengan menulis harapannya terhadap pemilu dalam sebuah banner besar. Di antaranya tertulis “Siapapun yang menang, Solo tetap damai”, Menang ora umuk, kalah ora ngamuk” hingga “Kalau terpilih harus jujur dan konsekuen, bela rakyat miskin.”

Sekda Solo, Budi Suharto, yang turut hadir dalam acara, mengatakan pemilu 9 April merupakan penentuan nasib Indonesia lima tahun ke depan. Sekda berharap warga dapat menggunakan hak pilihnya secara bertanggung jawab. “Tingkat partisipasi dan pelaksanaan pemilu yang jujur tentu diharapkan. Siapa pun yang lenggah di kursi, harapannya itu yang terbaik,” tandasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya