SOLOPOS.COM - Tokoh gerakan Selamatkan Indonesia yang juga mencalonkan diri sebagai presiden, Rizal Ramli (kanan) berbincang dengan Pemimpin Redaksi SOLOPOS, Adhitya Noviardi saat berkunjung ke kantor Grup Media SOLOPOS di Griya Solopos, Jumat (15/2/2013). (JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris Sasangka)

Tokoh gerakan Selamatkan Indonesia yang juga mencalonkan diri sebagai presiden, Rizal Ramli (kanan) berbincang dengan Pemimpin Redaksi SOLOPOS, Adhitya Noviardi saat berkunjung ke kantor Grup Media SOLOPOS di Griya Solopo, Jumat (15/2/2013). (JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris Sasangka)

SOLO – Indonesia saat ini terancam menjadi “Filipina kedua” jika pola rekrutmen politik yang saat ini terjadi tidak diubah untuk memunculkan calon-calon pemimpin yang berintegritas dan memiliki kemampuan tinggi. Hal itu ditegaskan tokoh gerakan Selamatkan Indonesia yang selama ini juga mencalonkan diri sebagai presiden, Rizal Ramli, saat berkunjung ke kantor Grup Media SOLOPOS di Griya Solopos, Jumat (15/2/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Rizal Ramli, di Filipina selama ini hanya ada dua golongan yang bisa masuk ke dalam lingkaran kekuasaan, seperti sebagai senator atau anggota parlemen, kepala daerah atau kepala pemerintahan. Golongan pertama adalah kalangan pengusaha yang memiliki keuangan kuat dan bisa menguasai media, gerakan politik dan sebagainya. Sedangkan golongan kedua adalah kalangan pesohor seperti artis. “Joseph Estrada itu lebih terkenal sebagai aktor dan dia pun bisa jadi presiden. Tapi begitu dia jadi presiden, langsung saja korupsi merebak,” kata Rizal yang juga mantan Menteri Perekonomian era Presiden KH Abdurrahman Wahid ini.

Karena itu Rizal Ramli mengajak para pimpinan media yang masih memiliki idealisme untuk bersatu dan membantu menyeleksi tokoh-tokoh calon pemimpin bangsa yang layak dan mampu menjawab aneka tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia hingga 10 tahun mendatang. “Kita perlu meniru China yang walaupun pemerintahannya tidak demokratis, satu partai, namun mereka mampu menyusun daftar calon pemimpin dan menyeleksi para calon pemimpin untuk untuk mencari mana yang betul-betul dipandang cocok untuk menjawab tantangan hingga 10 tahun ke depan,” katanya.

Rizal menyatakan, saat ini masyarakat sudah bukan cuma skeptis terhadap pemerintah, namun sudah mencapai tahap distrust atau kehilangan kepercayaan sama sekali. “Kita harus bisa memunculkan pemimpin yang bisa mengembalikan faktor trust masyarakat ini,” katanya. “Masak negara sebesar ini dipimpin oleh orang yang hanya mengandalkan duit, spanduk dan poster,” tukasnya.

Inisiator Gerakan Indonesia Bersih Adhie M Massardi yang juga menyertai kunjungan Rizal Ramli menambahkan pihaknya saat ini ingin mendorong agar masyarakat berani bersikap tidak memilih partai yang tidak mampu mengusung calon presiden yang betul-betul bersih. “Jadi harus dimulai dari Capres yang diusung dulu. Kalau Capres yang diusung enggak bener, ya sudah berarti keseluruhan partai itu bisa dianggap enggak bener juga. Jadi jangan beranggapan ‘wah, di partai itu kan masih ada orang-orang yang bagus,’ itu enggak bisa,” ujar Adhie. “Yang bagus itu tidak akan ada artinya kalau Capres yang diusung justru orang yang tidak memiliki integritas dan kemampuan,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya