SOLOPOS.COM - Poster Joko Widodo (Jokowi) di Makassar. (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Direktur Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengusung Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden merupakan langkah yang tepat.

“Deklarasi pencapresan Jokowi menjelang pileg merupakan momen yang tepat, karena berhasil menaikkan elektabilitas PDIP yang sempat menurun,” kata Burhanuddin dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (4/4/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Efek Jokowi, lanjutnya, terbukti lebih efektif dalam menambah jumlah dukungan terhadap PDIP yang berasal dari pemilih pengambang. “Jumlah pemilih mengambang turun dari 25% menjadi 12%, hal ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya elektabilitas PDIP,” ujarnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Sebelum Jokowi dideklarasikan, elektabilitas PDIP sempat menurun sampai 16,6%, tetapi setelah Jokowi ditetapkan sebagai capres, elektabilitas PDIP meningkat hingga 24,5%.

Selain itu, elektabilitas Jokowi sebagai capres juga lebih tinggi dibandingkan dengan elktabilitas PDIP. Jumlah dukungan terhadap Jokowi dua kali lipat lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah dukungan terhadap PDIP.

“Jadi dapat dipastikan, kenaikan elektabilitas PDIP lebih disebabkan karena efek penetapan Jokowi sebagai capres daripada efek kampanye,” jelasnya.

Meskipun demikian, Burhanuddin menilai PDIP masih belum maksimal dalam memperkenalkan sosok Jokowi sebagai capres yang diusung oleh PDIP kepada publik. “Kami mendapat temuan, hampir sepertiga responden masih belum mengetahui Jokowi merupakan capres PDIP,” ucapnya.

Sebanyak 71% responden mengaku mengetahui sosok Jokowi dicalonkan sebagai Presiden, sedangkan 29% sisanya mengaku belum mengetahui Jokowi sebagai kandidat capres PDIP. Alasan mengapa sosok Jokowi masih kurang dikenal publik disebabkan karena dukungan internal PDIP terhadap pencalonan Jokowi kurang maksimal, dan PDIP dianggap kurang menjual sosok Jokowi.

“Kalau jualan Partai Golkar jelas Aburizal Bakrie, dan jualan Partai Hanura jelas Wiranto, tapi dalam berbagai iklan PDIP, sosok Jokowi justru hampir tidak pernah ditampilkan.”

Menanggapi fenomena tersebut Ketua DPP PDIP, Maruarar Sirait, menganggap hal ini sebagai tantangan bagi PDIP untuk semakin gencar memperkenalkan Jokowi kepada publik. “Kami akan mencari cara untuk lebih memperkenalkan Jokowi kepada publik baik melalui iklan di media elektronik maupun cetak,” kata Maruarar.

Selain PDIP yang mengalami peningkatn elektabilitas, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga mengalami kenaikan cukup besar yaitu 2%, peningkatan tersebut membuktikan, efek kampanye berhasil meningkatkan elektabilitas PKB. Namun, perubahan dukungan kepada partai lain masih dibawah 2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya